Tentu, tidak sekali kami mengambil foto agar ada pose yang mungkin memancarkan sesuatu yang lain. Di sela-sela obrolan, saya menikmati singkong balado. Dulu, saya hanya menikmati rebus yang dikunyah bersama garam dan cabai, kini ia diberi bumbu.
Wedang uwuh, yang saya sesap menyeret ke UNUSIA Jakarta, karena di sini, teman baik menyuguhkan untuk saya dalam sebuah pertemuan. Lalu, apa makna batagor dan mie jamur bagi dua anak ini? Keduanya telah menyimpan dalam ingatan bahwa peristiwa ini akan menjadi nostalgia.
Barusan, kami berdua ngobrol di dapur sambil menikmati sarapan. Menua tidak terelakkan, tetapi belajar menahan diri dari asupan dan ucapan akan senantiasa dilakukan. Tubuh semakin renta, tetapi jiwa mungkin bisa dijaga. Di tempat yang sama, istri berjumpa dengan tetangga. Keduanya berbincang akrab. Malah, saya juga bertemu dengan Pak Iqbal, rekan kampus, yang juga duduk sambil menekuri laptop.
No comments:
Post a Comment