Dalam sebuah pengajian bulanan kitab "al-Da’wah al-Tammah wa al-Tazkirah al-’Ammah" oleh Muhammad Abdullah bin ’Alawi di Pondok Pesantren Nurul Jadid, saya bisa melihat dari dekat bagaimana para kiai merespons dinamika politik mutakhir. Pada 3 Desember 2023, seusai pembacaan teks, sesi pembahasan dan pertanyaan menjadi arena pertukaran pandangan, yang kadang sengit, tetapi dilontarkan dengan penuh keadaban.
Kiai Masrur Robithullah As’ad dari Pondok Nurul Qadim mengajukan hadis yang dikutip dalam kitab tersebut bahwa Allah telah menetapkan kebaikan (ihsan) untuk segala sesuatu (hlm 158). Kemudian, bila segala sesuatu telah ditetapkan aturannya, lalu di antara tiga pasangan calon itu yang mana yang lebih mendekati pesan dari perkataan Nabi tersebut?
KH Moh. Zuhri Zaini sebagai tuan rumah memberikan respons dengan sangat hati-hati. Alih-alih memberi isyarat, pengasuh Ponpes Nurul Jadid yang berlokasi di Tanjung, Kecamatan Paiton, Probolinggo, ini mengaitkan kebaikan dengan keadaban, baik lahir maupun batin. Selain itu, persoalan kekuasaan tidak bisa dilihat secara hitam putih.
Demikian pula, Kiai Musthafa Badri mengaitkan calon dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam "al-Ahkam al-Sulthaniyyah" yang dianggit oleh Imam al-Mawardi. Lebih jauh, cetusan ini bisa didaras di sini: Menimbang Politik Pesantren.
No comments:
Post a Comment