Berhenti sejenak untuk membaca koran Jawa Pos, saya tetiba merasa lungkrah. Satpam kampus memutar lagu jiwang, pas Iklim dengan Hanya Suatu Persinggahan. Salim melisankan arti, bukan erti, dan karena, bukan kerana. Ya, untuk kita, mereka menyesuaikan dengan bahasa kita. Apa pun, musik melampaui kata.
Saya suka melihat Anies dan Imin tampak tersenyum. Politik itu seni, kata Rhoma Irama. Apa pun hasilnya, negara akan berjalan ke depan. Warga akan merawat nasibnya. Umat menjalankan agamanya seperti waktu sebelumnya.
Koran menyimpan peristiwa. Kita meraih makna agar tidak mengulanginya di masa depan. Kesadaran berpikir katedral juga perlu ditimbang karena pengorbanan setiap orang untuk bangsa yang jauh lebih tangguh ditunjukkan pada apa yang dilakukan hari ini.
No comments:
Post a Comment