Bahagia itu kini, di sini, dan sebegini merupakan ringkasan dari buku Fahruddin Faiz. Pilihan ide Ki Ageng Suryamentaram sebagai kutipan di halaman judul bukan tanpa alasan. Ia seakan hendak meringkas gagasan Plato, al-Farabi, al-Ghazali, dan Ki Ageng dalam satu helaan napas.
Namun, pilihan simpulan itu diraih dalam proses panjang dalam pencarian moral (latihan) dan pengetahuan melalui pembacaan yang serius. Tatkala membacanya, saya melihat seorang pengunjung warkop ini juga menekuri halaman karya.
Teman saya sejenak beranjak agar ia bisa merokok di sebelah dan saya tak tersiksa dengan asap. Mengerti orang lain bermula dari diri sendiri.
No comments:
Post a Comment