Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatkan karya tersebut. Tetapi, akhirnya, penyuka lagu Aurora ini bilang ia terlalu rumit. 
Namun demikian, setidaknya, kami memberinya cara bagaimana berpikir, bukan apa yang harus diyakini tanpa nalar. Apalagi, anak-anak selalu bisa menjawab dalam merespons pertanyaan mengapa?
Bila ini terlalu rumit bagi mereka, mungkin kita perlu jalan lain agar filsafat untuk anak bisa disampaikan melalui media lain, seperti komik. Saya coba mencari bukunya. Anda bisa merekomendasikannya?
 
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ruang Baca
Saya meletakkan pesan Pak Musa Asy'arie di loteng, tempat kami menyimpan buku. Berjuang dari Pinggir adalah salah satu karya beliau yan...
- 
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
 - 
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
 - 
Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
 

No comments:
Post a Comment