Setelah Filsafat Kebahagiaannya Fahruddin Faiz, mahasiswa Universitas Nurul Jadid menggelar bedah buku anggitan Ach Dhofir Zuhry yang bertajuk Filsafat untuk Pemalas. Kini, kaum terpelajar bisa mendaras pengetahuan asal negeri Zeus dengan riang.
Pesan pentingnya adalah berpikir itu mesti dilakukan oleh setiap orang untuk menemukan hidup baik dan menjalaninya. Di sini si pengarang mengobrak-abrak tatanan bahasa dan daya ungkap dari ilmu ini yang sebelumnya sering kaku dan tak lucu.
Tak dapat dielakkan, cetusan pendiri sekolah filsafat Al-Farabi Malang ini dapat dijangkau oleh banyak lapisan. Tanpa beban, tulisannya membongkar apa saja yang sebelumnya enggan untuk diucapkan secara terbuka. Pendek kata, filsafat adalah cara pandang yang dapat membongkar sesuatu yang cenderung untuk disimpan dalam laci secara rapi.
Tuesday, July 09, 2024
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Radio, Kopi, dan Ibn Khaldun
Ronald Reagen pernah mengutip Ibn Khaldun tentang pajak. Betapa ide penulis Muqaddimah mengalir hingga jauh. Menariknya, mantan presiden Ame...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Rindu itu adalah perasaan akan sesuatu yang tidak ada di depan mata kita. Demikian pula, buku itu adalah jejeran huruf-huruf yang menerakan ...
-
Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad. Buku ini menandai sebagian dari ...
No comments:
Post a Comment