Thursday, July 18, 2024

Mewarisi Homo Neandearthal

Sekira 100.000 tahun yang lalu, Homo Neandearthal menempatkan makanan dan batu api yang bernilai tinggi di kuburan mereka. Amalan tersebut menunjukkan keyakinan terhadap kehidupan setelah kematian (hlm. 31).

Hari ini, apa makna makam bagi kita? Saya justru memikirkan kehidupan ketika berada di sini. Pasti, ia berbeda dengan kematian sebab individu harus makan, minum, dan bergiat. Pada bagian terakhir, kita bergulat untuk memilih mana yang asli dan palsu.

Membuka tabir kepalsuan adalah tugas yang kita lakukan bersama untuk menyingkap kebenaran. Tetapi, kita akan terpesona dengan sesuatu yang berbeda tatkala tirai terbuka. Ada titik temu dan pisah. Kebijaksanaan melihatnya sebagai keindahan. Kepicikan memandangnya sebagai keburukan.

Sementara, sepagi ini, saya gembira dengan ceramah KH Musleh Adnan melalui radio karena pesan risalah disampaikan dengan riang. Bila beliau mengkritik filsafat karena seseorang terjebak dengan kata mengapa, ini disampaikan pada jemaah yang memerlukan kepastian. Betapa tidak arif mengajak orang awam berpikir keras.
 

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...