Di sini, kami berbagi banyak dengan leluasa. Tiba-tiba, si sulung bertanya, apakah filsafat itu cocok untuk anak-anak? Maklum, murid SD Namira ini telah membaca Dunia Sophie, meskipun ia sering bertanya daripada mengerti.
Untungnya, mentor klub filsafatnya dulu di SD UUM IS, Mr Charlie bilang bahwa berpikir itu adalah bertanya apa yang tidak dipahami. Nah, kakak Zumi dan teman satu klubnya terbiasa bertanya. Jadi, tatkala anak kelahiran Pulau Pinang menyoal bahwa kami tidak fair karena mendahulukan si adik ketika berebut saluran televisi, kami tentu tidak akan membahas teori keadilannya Rawls.
Sejatinya, filsafat itu tidak haram. Hanya, bagi orang kebanyakan, percakapan ini tak perlu didesakkan sebab kebanyakan mereka "banyak pikiran" soal benda tanpa penalaran lebih jauh. Masalahnya, banyak orang dewasa yang belum memahaminya secara utuh, tiba-tiba menghakiminya tanpa pemeriksaan secara teliti. Jadi, sudah waktunya anak SD diajari filsafat agar mereka menua dengan penuh kebijaksanaan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kajian Kitab Tingkat Lanjut
Paling kiri adalah Pak Ainol Yaqin. Bersama Pak Moh Jasri Ahyak beliau menghidupi kajian kitab kuning bulanan, Lailiyyah Syahriyyah di Pondo...
-
Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...

No comments:
Post a Comment