Ketika dua anak bersekolah di SD, kami masih memastikan mereka bisa membaca dan menyediakan buku ringan. Setidaknya, si bungsu mau baca Malin Kundang, yang didapat dari Rocket Chicken. Manakala si sulung menekuri Dork Diaries.
Saya punya "Haji Murat" oleh Leo Tolstoy, tapi hingga kini ia belum juga disentuh oleh buah hati. Beruntung pas SMP, si sulung mau mengulik Multatuli.
Anak-anak kita wajib membaca sastra. Oh ya, saya dulu beli "Being and Nothingness" di Kinokuniya Kuala Lumpur, yang juga belum dilirik oleh anak.
Apa pun, jalan pada pengetahuan itu beranekaragam. Apa yang kita anggap "ada", mungkin "tiada" di pikiran orang lain, atau sebaliknya. Jadi, isu adaan, mengada, dan mengada-ada sememangnya rumit. Kalau pengadaan, kita tinggal minta pada bagian sarpras.
No comments:
Post a Comment