Rubin mengutip Erasmus bahwa kebahagiaan utama adalah seseorang yang menjadi dirinya sendiri (hlm. 79). Pesan ini hakikatnya ditemukan di banyak tradisi, baik sekuler maupun relijius, bahwa manusia harus tampil sebagaimana siapa adanya.
Ini tidak mudah. Saya berusaha dan sering mengatakan pada anak sulung untuk jadi diri sendiri. Untuk si bungsu, sebagaimana anak-anak pada umumnya, ia belum sepenuhnya bisa memahami konsep, tetapi contoh.
Aha! Setelah menemukan diri, saya merasa sunyi. Setelah kembali ke khalayak, saya adalah bagian dari kerumunan.
No comments:
Post a Comment