Ketika menunggu jemputan sekolah yang akan mengantar siswa ke perkemahan bahasa di Bentar, kami mengisi waktu dengan berfoto bersama. Udara panas tidak menghalangi kami untuk menikmati hari.
Pelan tapi pasti, kami berdua memberikan jalan pada anak untuk menelusuri minat dan bakatnya sendiri, termasuk bahkan hidupnya. Kami hanya menyediakan "sangu" (baca: bekal) agar ia bisa berlari dan sekali-kali menoleh ke belakang untuk melihat kami yang mendaras selaksa doa.
No comments:
Post a Comment