Semalam, saya mempresentasikan makalah di Islamic Philosophy Conference 2024. Tajuknya adalah "Islamic Mysticim in Theory and Practice at Nurul Jadid Islamic Boarding School: An Interpretative Phenomenological Analysis.
Saya tertarik dengan paparan Muhammad Hasan Sadeqi asal Iran yang mengulas pengajaran filsafat Mulla Sadra di pondok (seminary) Iran. Bagaimana zikir dan puisi dilarang agar "santri" bisa mempertajam penalaran. Ini memantik soal dari panelis lain, Prof Claire Gallien dari Cambridge UK.
Malah, ada peserta yang menyoal di ruang percakapan Zoom yang menggugat paparan Sadeqi bahwa Ibn Sina adalah Syiah. Di akademia, perbedaan begitu tajam, tetapi sesi yang dipimpin oleh Justice Poe, berjalan baik, tanpa ada yang menaikkan suara, apalagi bilang "it is stupid" (goblok).
No comments:
Post a Comment