Monday, January 06, 2025

Ayah dan Anak

Untuk pertama kalinya saya dan Biyya makan malam di warung yang tak jauh dari rumah. Saya memesan nasi dan minuman, sementara Biyya menikmati makanan nasi yang disebut olahan Jepang. 

Kami ngobrol ke sana ke mari. Karena masih sore, warung masih lengang. Ada sekelompok orang yang melakukan sesi foto untuk mengisi waktu menunggu. 

Andai ada musik live, mungkin suasana akan berubah syahdu. Tetapi hasrat itu tak harus selalu terpenuhi, sebab suasana hati kita  lah yang menentukannya. 
 

-

No comments:

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Radio, Kopi, dan Ibn Khaldun

Ronald Reagen pernah mengutip Ibn Khaldun tentang pajak. Betapa ide penulis Muqaddimah mengalir hingga jauh. Menariknya, mantan presiden Ame...

  • Apuse Kokondao dan Ampar-Ampar Pisang
    Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
  • Buku itu adalah Rindu
    Rindu itu adalah perasaan akan sesuatu yang tidak ada di depan mata kita. Demikian pula, buku itu adalah jejeran huruf-huruf yang menerakan ...
  • Resolusi 2025
    Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad.  Buku ini menandai sebagian dari ...