Pagi-pagi di hari pertama, Biyya tampak membaca novel ini. Karya Louisa May Allcott dibeli atas saran Ms Joan, gurunya di SD UUM IS dulu. Bab 1 dibuka dengan gerutuan Jo, Natal tidak akan jadi Natal tanpa hadiah. Sungguh mengerikan menjadi miskin, keluh Meg.
Kisah 4 bersaudari ini telah difilmkan. Kami pernah menontonnya di puncak Bogor. Tetapi, saya tak memelotinya hingga akhir. Cerita yang dilatari perang saudara jelas melukiskan keadaan sulit. Dengan waktak yang berbeda, mereka menjalani hidup seakan-akan menjadi cermin kita hari ini. Betapa pun tak sama, sesama saudari ( juga saudara), kita saling menyangga. Bahagia pun datang alang-kepalang.
No comments:
Post a Comment