Jika ikut Jabiri, kita tak akan melirik tafsir sufi, tetapi menekankan kaidah burhani. Apa 'irfani itu bikin umat merosot?
Kritik terhadap nalar Arab jelas memiliki konteks. Kini, apa hal serupa terjadi di Nusantara? Lagi pula, apa pesan terdalam dari filsuf Maroko itu?
Dalam keseharian, kita meneguhkan ibadah (burhani), melanjutkan dgn tepekur (irfani) dan peduli pada sains sebagai sunnatullah.
Mungkin, kedalaman dan kesungguhan untuk memajukan itu semua perlu digalakkan. Kadang pengalaman batin lahir dari rutinitas ritual dan pengamatan pada alam.
No comments:
Post a Comment