Warga terpaksa menggelar kampanye di "bukit" berbatu. PPP kala itu digencet habis-habisan. Namun, di tanah Rosong, Ganding, Sumenep, umat tetap menyemut sebagai wujud perlawanan. Manakala Golkar bisa menggelar acara di tanah lapang.
Ini hanya sekelumit kepongahan kekuasaan, yang membawakan dirinya menerima demokrasi, padahal seolah-olah. Meskipun samar-samar dalam ingatan, saya merasakan getaran yang kuat hingga saat ini. Melawan mereka yang congkak!
Pada 30 November 1977, secara resmi lagu Hak Asasi Manusia dilarang disiarkan di televisi. Padahal nyanyian ini menggelorakan Pancasila sebagai dasar negara. Jelas, rezim Orba sangat takut pada kebebasan berbicara. Naga-naganya kini pembungkaman berjalan dengan cara lain. Ngeri!
Menjelang pemilu 1982, Bang Haji lagi-lagi mengguncang khalayak. Nomor Indonesia yang mengkritik prilaku rasuah telah mendorong pemerintah menjegalnya. Negeri kaya ini dimiskinkan oleh segelintir orang. Sungguh kritik pada oligarki yang telak, kala orang-orang masih bertiarap menghadapi kekuasaan yang sombong.
Keterangan: Gambar ini melukiskan suasana kampanye PPP di era Orde Baru
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Rhoma, PPP, dan Orde Baru
Warga terpaksa menggelar kampanye di "bukit" berbatu. PPP kala itu digencet habis-habisan. Namun, di tanah Rosong, Ganding, Sumene...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
-
Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
No comments:
Post a Comment