17 agustus 2005
jelang detik-detik proklamasi di konsul, aku tepekur menikmati instrumentalia lagu kebangsaan. Ada gairah yang membuncah, ingatan pada masa kecil di sekolah dasar dengan kemeriahan agustusan. Satu persatu lagu itu mengajak kembali pada peristiwa tentang heroisme, patriotisme dan nasionalisme, seperti digambarkan di dalam film-film perjuangan, Janur Kuning, Serangan Umum 11 Maret, G 30 S PKI, dan lain-lain.
Apa yang tersisa dari ingatan ini sekarang? Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya [katanya sech].
Wednesday, August 17, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Bahasa Jawa
Dengan belajar bahasa Jawa, Zumi merawat akarnya sebagai keturunan Kebumen. Sayangnya, ia masih enggan untuk menggunakan bahasa Jawa, meskip...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Rindu itu adalah perasaan akan sesuatu yang tidak ada di depan mata kita. Demikian pula, buku itu adalah jejeran huruf-huruf yang menerakan ...
-
Pikiran Rakyat , 11 Maret 2010 Oleh Ahmad Sahidah Polisi berhasil menembak mati teroris. Selayaknya, keberhasilan ini patut mendapatkan peng...
No comments:
Post a Comment