Thursday, March 23, 2006

Masyarakat Berpengetahuan

Menuju Sebuah Masyarakat Berpengetahuan adalah gagasan yang dikatakan Evers berciri, anggotanya mempunyai standar pendidikan tinggi dibandingkan masyarakat lain dan pertumbuhan proporsi angkatan kerjanya yang digunakan sebagai pekerja pengetahuan, industrinya menghasilkan produk dengan inteligensi artifisial terintegrasi, organisasi-organisasinya - swasta, pemerintah dan masyarakat sipil - bertransformasi menjadi organisasi inteligensi, terjadinya peningkatan pengaturan pengetahuan di dalam bentuk keahlian yang digitalisasikan, disimpan di dalam bank data, sistem ahli, rencana pengaturan dan media lain, ada pusat beragam keahlian dan produksi pengetahuan berpusat pada ragam (poly) dan ada kultur produksi pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan epistemik (Evers, 2000).

Lalu, dengan membandingkan Indonesia dan Malaysia, Evers, menemukan angka-angka yang menunjukkan Malaysia berada di depan dibandingkan Indonesia, tentu saja dengan segala implikasinya. Tiba-tiba, apa yang bisa kita lakukan untuk mengejar ketertinggalan dari saudara kita sendiri, yang dulu banyak belajar dari kita?

Akhirnya, saya mencoba untuk membuka dialog dengan pemilik gagasan Profesor Hans-Dieter Evers melalui surat elektronik:

Dear Professor Evers,

I extremely appreciate what you wrote on Transition towards a Knowledge Society: Malaysia and Indonesia Compared. It would be necesserily a starting point to pinpoint the real situation between two countries now. Perhaps, you will revise your paper above based on the newest data, or it still remains as such. Still, your analysis help me, as Indonesian student in Malaysia University, to understand the map of our underdeveloped-society.

I would like thank for your depth exploration.

Ahmad Sahidah
School of Humanities
University of Science Malaysia

No comments:

Puasa [17]

  Berhenti sejenak untuk membaca koran Jawa Pos , saya tetiba merasa lungkrah. Satpam kampus memutar lagu jiwang, pas Iklim dengan Hanya Sua...