Sunday, June 18, 2006

Fundamentalisme Islam: Sebuah Pengantar


Sampul buku ini cukup jelas membekap pembaca pada sebuah penciptaan-citra (image building). Gambar dua tokoh garis keras yang dicap pemimpin ultra-konservatif (dibaca: versi Barat) dipegang oleh perempuan berjilbab hitam. Sebuah sudut yang makin mengukuhkan 'hegemoni' ulama terhadap kehidupan masyarakat: keseragaman adalah mutlak.

Benarkah asumsi di atas? Tidakkah perlu diajukan pandangan kedua? Saya rasa kita perlu lebih jauh mengulas buku ini lebih jernih. Tanpa melakukan ini, kita hanya memperturukan 'prasangka' yang telah lama terpendam di benar kita sendiri.

Lagi-lagi biografi tokoh fundamentalisme Islam menunjukkan bagaimana orang lain melihat 'dinamika' pergerakan Muslim menghadapi tantangan modernitas dan sekuler ( di antaranya Jamaluddin al-Afghani, Hassan al-Banna, Muhammad Husayn Fadlallah, Rasyid al-Ghannoushi, Mohammad Khatami, Ayatollah Sayyid Ruhollah Khomeini, Osama bin Laden, Abbas Madani, Sayyid Quth, Omar Abd al-Rahman, Musa al-Sadr, Ali Syari'ati, Ayatollah Muhammad Kazem Shariatmadari, Hassan Abdallah al-Turabi, Sheikh Muhammad ibn abd al-Wahhab, dan Syakh Ahmad Yasin. Kalaupun, banyak 'kelemahan' (apa ukurannya?), lalu apa yang kita harus lakukan sekarang ini?

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...