Monday, June 19, 2006
Robohnya Surau Kami
Judul novel A A Navis yang saya suka mendengarnya. Bukan saja, ia mengandung makna karena konteksnya luas, tapi juga enak di telinga. Tapi, sayang saya belum membaca novelnya.
Ngomong-ngomong surau, semalam, saya, Hilal, Baim, Tauran, Ardi dan Maulana bermalam di surau flat untuk shalat malam dan sahur bersama . Sebelumnya, kami masih sempat nonton Brasil melawan Australia, yang membuat degup jantung lebih cepat.
Puasa hari ini memang membuat lemas, apalagi hujan mulai siang mengguyur tanah sehingga lapar cukup terasa. Tapi dengan Jendela-Jendela Fira Basuki, saya menemukan jalan keluar untuk mengatasi perut yang kerongcongan.
Terbayang, saya akan makan 'lahap' pada buka nanti, sekarang telah mereguk harumnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment