Setelah sebulan tidak bersua, tadi sore, kawan karib Melayu saya menelepon menanyakan kabar. Lalu, kami pun ngobrol sebentar dan membuat janji untuk menikmati sore di warung India, tidak jauh dari kampus. Teman yang sedang menyelesaikan PhD bidang pendidikan ini akan menjemput saya ke rumah dalam waktu 15 menit.
Saya pun beranjak dari tempat tidur dan bersiap turun ke bawah. Lalu, kami pergi dengan mobil warna peraknya ke warung untuk minum sambil bercerita pengalaman berhari raya. Matahari masih terang dan angin bertiup kencang, mengingatkan masa kecil ketika bermain di lapangan sebelah rumah. Minum kopi es di sore itu menyegarkan tenggorokan, meskipun saya harus menanggung tidak bisa tidur malam ini. Ya, caffein menyandera saya dalam jaga. Lalu, setelah lelah, saya pun tertidur.
Setelah ngobrol ke sana kemari, satu jam kemudian kami pun beranjak dari warung tempat kami selalu merendak percakapan. Kebetulan juga, di sana, saya sempat menyapa teman Arab, Nasser, mahasiswa yang baru menyelesaikan program doktornya dan lawan main bola. Ada kesegaran baru setelah mengurai silaturahmi dengan kawan baik saya ini. Sebelum berpisah, ayah tiga anak ini berjanji akan menghubungi saya lagi untuk menautkan batin dan intelektual kami.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Bahasa Jawa
Dengan belajar bahasa Jawa, Zumi merawat akarnya sebagai keturunan Kebumen. Sayangnya, ia masih enggan untuk menggunakan bahasa Jawa, meskip...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Rindu itu adalah perasaan akan sesuatu yang tidak ada di depan mata kita. Demikian pula, buku itu adalah jejeran huruf-huruf yang menerakan ...
-
Pikiran Rakyat , 11 Maret 2010 Oleh Ahmad Sahidah Polisi berhasil menembak mati teroris. Selayaknya, keberhasilan ini patut mendapatkan peng...
No comments:
Post a Comment