Tuesday, December 09, 2008

Bersama dalam Perbedaan


Di luar perbedaan yang menghalang kita untuk berbagi, sebenarnya ada ruang untuk bersama menikmati kehidupan. Seperti teman-teman saya di perhelatan SEAMUS, mereka memang menggagas pentingnya pencerahan dan kebebasan. Persoalannya, bagaimana kata ini ditafsirkan dan diterjemahkan di dunia nyata?

Saya mengamati sepanjang diskusi dan obrolan ringan, mereka tidak mempunyai satu cara memahaminya. Apatah lagi peserta mempunyai latar belakang yang beragam. Gambar sebelah ini mungkin justeru sudut pandang lain di mana masing-masing tidak lagi dibekap sikap primordialnya. Ada bahasa yang mungkin menyatukan setiap kita, bahasa manusia tentang keindahan, apakah alam, musik dan kehangatan sebagai teman. Toh, akhirnya, masing-masing akan menjalani hidup dengan masyarakatnya.

Saya sendiri, di tengah menanti ujian, mencoba menjadi bagian dari masyarakat yang bermastautin di flat sederhana. Saya berusaha untuk akrab dengan tetangga kiri kanan. Malah, sebuah keluarga di depan rumah kami merupakan tempat yang saya menemukan keakraban. Pak Cik Yusuf telah menggedor banyak pikiran saya tentang hubungan ide generasi tua dan muda. Demikian pula isterinya selalu menyambut saya dan isteri dengan hangat. Anaknya yang masih kecil, Iman, menambah semangat saya karena ketekunannya mengunjungi surau. kebetulan, saya sedang berusaha agar rumah Tuhan ini menjadi nadi bagi kehidupan flat kami. Perjumpaan di sana tentu mengikis keberjarakan yang selalu menghantui penghuni flat. Inilah alasan mengapa kita harus mencari jalan keluar dari keterasingan semacam ini.

No comments:

Syawal Kesebelas

Kemarin kami menghadiri halal bihalal pondok di aula 1. Acara ini dihadiri pengasuh, kepala pesantren, forkompimda, dan warga Nurul Jadid.  ...