Katanya hari libur adalah waktu beristirahat, tapi apa bentuknya? Mungkin, tidak setiap orang mempunyai jawaban yang sama. Apakah harus diam di rumah, tidur seharian atau justeru melakukan kegiatan di rumah yang selama ini terabaikan. Uniknya, ada sebagian yang berekreasi ke luar kota, tempat yang jauh, untuk menangguk keriangan. Bukankah perjalanan jauh melelahkan? Atau memang ia menyegarkan? Sebab, ada yang bilang mereka telah menemukan semangat baru untuk berjibaku dengan hidup rutin.
Kami sendiri memulai hari libur ini dengan bangun pagi dan berolahraga. Dengan gelap masih bergelayut di udara, kami pergi ke lapangan bola kampus. Sesampai tempat lari, saya berjalan menjejaki rumput untuk pemanasan dan Bunda menyusuri jalan berbeton. Lamat-lamat kokok ayam terdengar dari perumahan sebelah trek. Setelah satu putaran, saya pun berlari kecil hingga kemudian kencang agar tubuh panas dan melelehkan keringat. Lima putaran cukup membuat badan saya panas dan tapi tidak basah. Mungkin, dingin pagi menghalangi cairan itu keluar. Namun, saya merasakan langkah dan tubuh ini ringan. Ada rasa nyaman berpendaran.
Lalu, kami berjalan keluar dari trek dan menuju tempat parkir motor. Matahari masih tampak tidak jauh dari batas ufuk. Seperti rencana sebelum berangkat, kami akhirnya mengaso di warung Mamak (sebutan khas India Muslim) sambil minum kopi. Malah, saya juga membeli koran Minggu Berita Harian untuk mengasup informasi terkini. Kami berbagi koran dan masing-masing menekuri berita. Tulisan Johan Jaafar tentang warna baru Malaysia cukup menggelitik karena mengurai pernak pernik perubahan di tahun 2008 dan bahkan juga menyentuh peristiwa yang melanda dunia.
Tidak lama kemudian, kami pun beranjak. Pulang dengan riang. Betul-betul libur yang menyenangkan, mudah dan murah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Syawalan Kesepuluh
Senarai keinginan ditunjukkan di X agar warga yang membaca bisa menanggapi. Maklum, buku ini tergolong baru di rak buku Periplus mal Galaxi....
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Dulu tatkala membaca karya Louis Dupre, saya menekuri teks berupa anggitan huruf-huruf di atas kertas. Penulis "Religious Mystery and...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Sang imam, Ust...
No comments:
Post a Comment