Thursday, December 25, 2008

Menumbuhkan Gairah Membaca Huruf

Kehadiran saya pada seminar sastra remaja di kampus membuka banyak ruang memahami kemelut hari ini: ketidakberdayaan orang tua memberi bekal anak muda bacaaan yang mencerahkan. Media elektronik telah menyihir mereka dengan pesona yang dangkal, namun telah terpatri kuat dalam kegiatan sehari-hari remaja.

Kehadiran penulis novel remaja terkenal, seperti Ahadiat Akashah dan Mawar Shafe'ie, melengkapi pertemuan ini dengan protes penulis novel 'pop' yang selama ini dianggap tidak mempunyai bobot ternyata tidak beralasan. Mereka justeru mempunyai tanggungjawab moral bagaimana menanamkan nilai-nilai kebaikan pada pembacanya. Tentu, beberapa pembicara lain yang berbicara dari perspektif psikologi dan filsafat turut mengayakan pembahasan bagaimana seharusnya mewujudkan korpus sastra remaja dan tentu menyebarluaskan karya ini kepada khalayak luas.

Tentu, dukungan yang kuat dari orang nomor satu USM, Tan Sri Dato Dzulkifli Abdul Razak, dalam pidato utama (keynote speech) telah mewarnai perbicangan menjana korpus dan membinca khalayak sastra selama dua hari, 23-24 Desember 2008 di Dewan Budaya. Informasi yang kaya tentang masalah kerusakan lingkungan, krisis identitas, dan kemiskinan diharapkan menjadi data dalam penulisan novel, sehingga remaja bisa mengenal isu lebih luas, tidak hanya melulu cinta.

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...