Ini adalah poster yang ditempel di gedung pertemuan terbesar kampus, DTSP (Dewan Tuanku Syed Putera). Sebuah petanda untuk mengajak warga memenuhi ajakan WWF (World Wildlife Fund) untuk memadamkan lampu selama satu jam, terhitung dari 9-10 malam, 28 Maret 2009. Poster ini juga dipasang di beberapa tempat untuk merayakan malam 'kegelapan'.
Pada malam itu, kami turut mematikan lampu. Dalam keadaan gelap dan cenderung hening, kami justeru lebih banyak menghabiskan waktu bercakap-cakap tanpa diganggu bunyi lain, seperti televisi, radio atau komputer. Pintu depan rumah dibiarkan terbuka agar kami bisa berbagi dan ternyata tetangga baik kami juga turut memadamkan lampu. Tanpa benda-benda elektronik itu, kehidupan berjalan seperti biasa. Tak ada yang kurang.
Tentu keprihatinan ini tidak hanya berhenti mengurangi penggunaan listrik, tetapi juga kemampuan mengelola air, sampah dan plastik. Kesadaran untuk menjaga bumi yang telah berusia lanjut ini tentu menguras perhatian, namun di sini kita akan menuai kegembiraan. Apatah lagi, kemurahan pemerintah tidak mengenakan bayaran untuk listrik dan air tidak berarti kesempatan untuk menghamburkan, memuaskan kerakusan. Mungkin, tak jarang kita menemukan lampu di kampus atau di tempat umum yang masih terang menyala, meskipun di waktu siang. Seyogyanya kita mematikannya agar cahaya itu tak menjadi bencana.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Puasa [17]
Berhenti sejenak untuk membaca koran Jawa Pos , saya tetiba merasa lungkrah. Satpam kampus memutar lagu jiwang, pas Iklim dengan Hanya Sua...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Dulu tatkala membaca karya Louis Dupre, saya menekuri teks berupa anggitan huruf-huruf di atas kertas. Penulis "Religious Mystery and...
-
Setelah kegiatan akademik dan rekreatif mahasiswa UNUJA berakhir di Menara Kembar Petronas, saya sendirian menuju Kinokuniya KLCC untuk meli...
No comments:
Post a Comment