Thursday, May 14, 2009

Ruang Tunggu dan Kawan


Saya sedang berbincang dengan kawan-kawan, Pak Stenly, Pak Badrun, Mas Donni, dan Encik Sheikh sebelum menjalani sidang ujian PhD di ruangan Abdus Salam Institut Pengajian Siswazah kampus. Mereka sengaja datang untuk menemani saya menghadapi ujian disertasi. Tiga kawan terakhir tidak tampak dalam gambar di atas. Namun, cerita tentang mereka akan menyusul. Ada pengalaman yang lain yang perlu diketengahkan agar semua bisa meraih riang.

Sebelum memasuki ruang ujian, kami menunggu di ruang tunggu ini, yang di dalamnya tersedia televisi yang menghubungkan dengan bilik ujian sehingga mereka yang berminat mengikuti sidang bisa leluasa menikmati pertunjukan melalui layar kaca. Di sini, seperti kata Bordieuau, filsuf Perancis, seseorang diuji sejauh mana ia berhak menyandang sarjana dengan menunjukkan keterampilan mengolah kata secara tulisan dan lisan.

Tentu, ketegangan muncul tenggelam dan sedikit berkurang dengan canda dan tawa. Kebaikan teman-teman mengurangi rasa tertekan karena saya akan dicecar pertanyaan oleh penguji. Bergambar bersama dengan teman-teman juga cara lain menghindari tekanan. Kadang tebersit di benak, saya hanya perlu melewati ini dan semuanya akan selesai. Toh, sebelumnya, saya telah melalui proses penulisan disertasi yang cukup panjang dan melelahkan. Peran pembimbingan tentu sangat penting karena banyak membantu memoles karya itu menjadi terbaca oleh orang lain. Meskipun, tanggungjawab sepenuhnya berada di tangan saya.

Tentu ujian satu hal besar, namun persahabatan dengan Pak Stenly juga sesuatu yang menerujakan. Minat saya pada filsafat seperti menemukan jalan, kehadiran interlukutor, mitra dialog, yang merupakan sebuah keniscayaan dalam merungkai isu filsafat. Kebetulan calon doktor ini menulis pemikiran John Locke, yang dianggap sebagai salah seorang filsuf paling cemerlang. Namun, kebersamaan kami tidak melulu bertukar pendapat, tetapi juga keseharian. Kebetulan juga, keluarganya juga dekat dan terutama si kecil, Amel, menambah kedekatan kami. Adakah yang lebih indah dari anugerah ini?

No comments:

Puasa [18]

Menelusuri IG, saya sering bersirobok dengan lagu-lagu Timur Tengah. Karena sering klik untuk menikmatinya, saya pun bertanya, mengapa saya ...