Tuesday, September 22, 2009
Ceramah Idul Fitri yang Menghibur
Sang ustaz memulai dengan takbir. Lalu, selanjutnya sejak awal telah mengungkapkan bahwa khotbah hari raya berbeda dengan Jumat. Ia sedikit bebas, tak terikat pakem. Aha, jadilah ceramah idul fitri pada waktu itu dibawakan dengan santai, penuh humor dan yang menakjubkan ditutup dengan doa yang menyayat, diselingi isak tangis, sehingga suasana beku. Sejak awal, Ustaz Maulana Siregar membuka dengan kalimat puitis. Lelucon berhamburan hingga jamaah tak mengantuk. Suara naik turun, kadang menggelegar. Sosok berdarah Batak ini juga mengenal pendengar, sehingga isi khotbah berkisar persoalan tanggungjawab pegawai konsulat dan para pekerja Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
1 comment:
wow.....saya ngga sholat, konsulat jauhhhh disebrang laut sana.
Selamat Idul Fitri...kapan tugas di Vancouver?
Post a Comment