Akhirnya saya menunaikan shalat Jum'at di masjid ini. Sebelumnya, saya hanya melewati jika pergi ke pasar Malam depan pasar rakyat Tun Sardun atau ke Maybank. Memang, sebelumnya kami sempat mampir, namun hanya dua kali, untuk membayar zakat pada malam idul fitri. Kebetulan, panitia zakat fitrah yang berada di bawah Majelis Agama Islam Pulau Pinang mengambil tempat di situ. Tak ada bedanya dengan masjid yang lain, suasana tampak hikmat. Namun berbeda dengan di kampung saya, di sini sang khotib tidak memegang tongkat pada masa berkhotbah. Jamaah yang datang pun berjubel. Malah, sebagian meluber ke halaman.
Coba lihat papan nama yang berlatar hijau bertuliskan Mesjid Taqwa yang dibawahnya tertera Taman Brown/Taman T Sardun P Pinang. Nama tempat di mana masjid ini berdiri berada di lokasi Taman Tun Sardun. Sebelumnya, daerah ini dikenal dengan nama Taman Brown. Nama taman tersebut terakhir diambil dari pemiliknya, tuan tanah berkebangsaan Inggeris. Tak jauh dari masjid, Sekolah Agama Rakyat berdiri, tempat anak-anak Melayu belajar fardu ain dan fardu kifayah, dua istilah yang acapkali terdengar ketika membicarakan sekolah agama di sana.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment