Sunday, January 09, 2011

Mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia Universitas Kebangsaan Malaysia sedang melakukan pemanasan di lapangan bola kampus. Mereka akan berlaga dalam pertandingan persabatan dengan PPI Universitas Sains Malaysia, Konsulat Jenderal, dan Ikatan Pekerja Muslim Indonesia (IPMI). Jauh-jauh dari Bangi, sekitar 5 jam dengan bus, anak muda itu datang, yang juga didukung perusahaan pengiriman barang Mandiri. Melihat persiapan mereka, banyak orang yang meramalkan tim ini akan memenangkan permainan, namun kadang bola bercerita lain, mahasiswa dari UKM itu takluk di babak penyisihan melalui adu penalti karena bermain imbang 1-1 melawan IPMI.

Sementara, PPI USM yang bertanding tanpa beban berhasil menempati posisi pertama dengan mengalahkan IPMI karena kesalahan pemain tim pekerja yang membuahkan tendangan penanti. Tentu, tim konsulat yang dimotori pemain veteran agak kewalahan bermain dalam waktu panjang sehingga banyak memungut bola di gawang sendiri. Namun, seperti yang diungkapkan oleh Pak Chilman Arisman, Konsul, dalam sambutan Makan Malam dengan para pemain, di Dewan Banquet, bahwa hal itu tak membuat risau karena sudah dijangkakan. Jauh dari sekadar bermain bola, keakraban pegawai pemerintah, mahasiswa dan pekerja adalah cermin ideal tentang hubungan warga yang setara. Di lapangan, kita mencari keunggulan atas dasar kecepatan, ketahanan dan kelihaian.

Mungkin ada pemenang, tetapi tim yang kalah tak perlu menundukkan kepala. Kemenangan sejati hakikatnya keberhasilan melawan diri sendiri. Lagipula, bukankah sebuah pertandingan mengandaikan yang menang dan kalah? Jadi, yang terakhir tak perlu gundah gulana karena ia sejatinya telah berperan dalam menyangga kehidupan. Lagi-lagi, hasil akhir dari permainan kadang tak sejalan dengan ramalan di atas kertas, tak jauh beda dengan hidup, kita tak bisa menjangka ke mana nasib ini mengalir. Tapi, yang jelas, tubuh kita harus sehat, dan itu dengan bermain bola. Lalu, apa hubungannya dengan menggelecek? Ada. Kata tersebut adalah padanan dari dribble. Untuk itu, kita tak perlu menggunakan kata Irfan Bachdim men-dribble bola, meskipun pemain blasteran itu fasih berbahasa Inggeris.


No comments:

Syawal Ketujuh

Tatkala mampir ke kedai buku, saya membeli majalah Basis Majalah. Kita tentu sangat menghargai ikhtiar Pak Sindhunata yang masih setia denga...