Thursday, October 25, 2012

Pagi


Onde-onde dan kopi ini hadir pada sebuah pagi. Hari ini, kopi juga menemani saya di rumah, tetapi kudapannya berbeda. Biasanya kami menikmatinya sambil membaca surat kabar. Hari ini, saya tidak mengasup berita, tapi berbincang dengan ibu si kecil. Kesimpulannya, dunia anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Kami kadang ingin menjejalkan banyak hal untuk kebaikan dan masa depan Nabbiyya, padahal ia hanya memerlukan teman untuk bermain, bukan belajar seperti anak-anak yang sudah bersekolah. Pada akhirnya, kami hanya memberinya jalan bagaimana ia membawa diri di masyarakatnya dan menemukan kesenangan dan minat yang mungkin tak sepenuhnya sama dengan orang tuanya.

Perlahan tapi pasti, si kecil belajar dari televisi dan lingkungannya. Adakah kita telah menciptakan ruang yang baik bagi si kecil dan kawan-kawan seusianya? Jauh lebih penting, adakah sebagai orang tua kita bisa menjadi rujukan bagi tindak-tanduknya? Akhirnya, kita sebagai orang tua bertungkus-lumus untuk mewujudkan lingkungan yang nyaman bagi anak-anak kita secara bersama-sama. Pendek kata, setiap rumah harus membuka diri bagi kehadiran anak-anak untuk merasa nyaman .

Dengan apa mereka dibesarkan? Tradisi, namun mereka membuka diri bagi kebudayaan luar. Terkait makanan, pertama kali mereka harus merasakan kudapan lokal, sebelum mencicip rasa jajanan luar.  Bayangkan kalau anak-anak kita menyoal kita, berapa lama kita harus membuang waktu hanya untuk meletakkan biji wijen satu per satu di kulit onde-onde itu? 

No comments:

Syawal Duapuluhdelapan

Rhoma pernah bilang bahwa Gus Dur adalah temannya. Meskipun demikian, keduanya pernah berselisih paham soal Inul. Saya pun pernah menulis op...