Status Facebook saya hari ini adalah mengapa banyak orang memuja sains, tetapi pada waktu yang sama mereka menikmati rokok? Inilah kehidupan yang absurd. Untuk keluar dari absurditas, kita segera berhenti menyedot asap. Ketenangan itu ada di hati, bukan dari luar tubuh kita. Perokok itu adalah dukun yang mendatangkan kegaiban dan keajaiban dengan membakar kemenyan.
Negeri kami, Madura, menghasilkan bahan rokok Dji Sam Soe, tetapi warganya tak mampu membelinya. Anehnya lagi, perusahaan membuat rokok yang mahal, namun mereka membeli tembakau dengan harga murah. Kita harus segera merawat naman lain, seperti cabai hutan, yang harganya jauh lebih bagus dibandingkan dengan daun emas.
Oleh karena itu, bersatulah kaum tani! Kita lah yang menentukan hidup kita, bukan orang lain. Mereka adalah penumpang gelap yang sering menggunakan nama kita untuk meraup kepentingan diri sendiri.