Monday, March 04, 2013

Menikmati Sate di Rumah (Makan) Sunan Drajat

Lihat logo Rumah Makan Sunan Drajat di kiri atas! Adakah kita bisa menebak isi kepala pemiliknya? Ada tali mengikat bundaran, padi dan kapas, masjid, 9 bintang, masjid, keris dan lele. Hewan bersungut terakhir dan padi adalah penanda paling jelas dari rumah makan ini, tetapi ikon yang lain mungkin menerbitkan tanya, mengapa masjid, bintang dan kapas bisa menerobos sebuah tanda? Petanda apa yang ingin disampaikan dengan lambang ini?

Setelah menelusuri pelbagai titik ruang, saya bisa mengaitkan 9 bintang itu dengan angka magis dalam tradisi NU. Apatah lagi, penanggalan Pengurus NU Lamongan tertempel dengan kokoh di dapur, yang halaman depannya bergambarkan Gus Dur dan Kyai Hasyim Asy'ari. Saya pun mengabarkan cerita ini kepada Mas Kyai Afif Hasbullah, pengasuh Pesantren Darul Ulum, Lamongan, melalui Twitter.

Kami berenam menikmati malam dengan sejumlah tusuk sate dan gulai. Sambil makan, saya melempar pandangan ke seluruh ruangan. Selain asap mengepul dari dapur, saya juga melihat pengunjung yang memenuhi ruangan yang tak seberapa besar. Pak Rafiq, pelayan, menyambut kami dengan riang dan bekerja dengan cekatan. Orang 'NU' yang bekerja seperti Pak Rafiq ini bertebaran di seluruh Semenanjung. Meski jauh, mereka merawat akar dengan baik, agar pohon kehidupannya tak mudah dirampas oleh angin jahat. 

No comments:

Syawal Keenambelas

Bersama TKI, kami pergi pada dini hari ke bandara ketika Anda tidur atau menonton laga bola Inggeris lwn Belgia.  Sebagian buruh dari Madura...