Saya sangat menikmati hadrah al-Banjari pondok. Tidak hanya suara indah itu, pukulan jemari pada kulit rebana sangat lembut. Meskipun pengeras suara itu begitu dekat, namun ia tak memecah telinga.
Ketika memejamkan mata, suara dan bunyi hilang tak berbekas, sebab keduanya hanya perantara. Ada ribuan kata yang juga sempat hinggap, tetapi akhirnya juga raib.
Begitu kosong. Tatkala perut juga kosong, maka ketiadaan itu nyata.
No comments:
Post a Comment