Di SD tempat anak bersekolah, Zumi dan Biyya mendapatkan kelas Alqur'an dan hapalan. Keduanya juga memperoleh muatan lokal, yaitu Bahasa Jawa. Tentu, ini bagus karena BZ bisa belajar dasar agama dan bahasa ibunya. Sementara, di rumah kami menggunakan dwibahasa, Indonesia dan Inggris.
Kini, Biyya menuntut ilmu di SMP, tempat penyuka Harry Potter tersebut belajar banyak pelajaran. Sebagai penggemar seni lukis dan novel, ia menghadapi tantangan untuk memahami ilmu sosial, ilmu alan, dan matematika. Untuk PE, ia menerima tugas olah raga berupa jenis permainan yang bisa dilakukan di rumah dan diunggah ke video.
Kita berharap agar sekolah menjadi tempat para murid mendapatkan minat dan bakat. Selain itu, di sana mereka berteman dan berbagi cerita. Tanpa ini semua, institusi pendidikan hanya menjadi beban, bukan keseronokan.
No comments:
Post a Comment