Tuesday, May 10, 2022

Odong-Odong


Dengan meletakkan pengalaman ini di blog, anak-anak nanti tidak hanya bisa menelusuri kembali ingatan, tetapi juga kehangatan bersama keluarga dan kenangan kampung halaman di hari raya. Kendaraan roda tiga VIAR ini dihias sedemikian rupa dan dilengkapi dengan layar TV dan perangkat musik. 

Dengan membayar Rp 5000 per orang, si ibu, Dini, Biyya dan Zumi menikmati jalan kecamatan dan desa yang dilalui Odong-odong. Kegembiraan terpancar seperti lampu-lampu warna-warna yang menyelimuti badan angkutan ini. Saya pun meminta pada supir untuk memutar lagu Rhoma, yang memantik tawa mereka. 

Ada empat angkutan serupa yang memenuhi jalanan malam itu dengan memutar pelbagai jenis lagu, seperti selawatan, anak-anak, dan dangdut. Menariknya, ada "kereta" yang dihias dengan ornamen kerajaan Hindu zaman dahulu kala. Sembari menunggu mereka, saya melemparkan ingatan ke masa kecil tatkala jalanan ini masih sepi, tidak ada lalu lalang kendaraan dan warung makan. Kini, semakin banyak orang yang menikmati waktu lebih panjang dengan hiburan dan kudapan. Di sini, saya sempat menikmati Batagor yang dijual oleh pendatang dari Banten. 

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...