Saturday, June 25, 2022

Falsafah Alqur'an

Al-din lazimah min lawazim al-basyariyyah (hlm. 1).
Tentu, ini klaim dari orang yang beragama bahwa kita memerlukan agama. Namun, dengan dipikirkan secara kritis, sikap religius kita akan bertemu dengan orang yang berpikir secara berbeda. Itulah mengapa saya suka menyimak apa yang dikatakan oleh Sam Harris dan Richard Dawkins, misalnya. Di negeri ini, orang seperti keduanya belum muncul secara terbuka. Kebanyakan masih malu-malu.
Tetapi, apa kebutuhan lain dari hidup manusia? Rasa yang menembus logika. Di dini hari, saya menyetel radio Krisna FM yang memutar keroncong, lalu gending Jawa, dan nanti kuliah subuh yang didahului syiir Waton. Secara estetik, agama kultural itu menjadi ruang untuk mengasah kepekaan terhadap keindahan. Pesan yang ada dalam lagu yang bermuatan risalah adalah cara lain agar "wahyu" itu menembus hati setelah bunyi. Tatkala bunyi dan kata telah terlontar, keduanya raib begitu saja dan tiba-tiba "kosong" melompong. Suasana inilah yang membuat saya cukup dengan diri sendiri.

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...