Di tembok, saya melihat pengumuman bahwa harga bumbu pecel satu cub (cup?) sebesar Rp 17 000 karena bahan baku mengalami kenaikan semua. Jadi, melonjaknya harga kebutuhan sehari-hari karena keinginan bahan itu sendiri, bukan? Jadi, fundamentalisme pasar bekerja.
Selain itu, ada poster nama warung yang disertai iklan penawaran mobil Mitsubishi secara dicicil. Beberapa penanggalan juga menempel di dinding, seperti almanak perguruan tinggi dan toko yang menjual alat jahit. Sejauh saya lihat, mungkin seluruh bahan dari sarapan ini dihasilkan oleh penghasil lokal, beras, telur, kacang, dan lain-lain. Mungkin, kedelai saja yang diimpor dari luar.
No comments:
Post a Comment