Semalam, pondok mahasiswa (Pomas) menggelar malam refleksi yang menghadirkan Kiai Imdad. Tahun kemarin, Mas Kiai M Faizi mengulas dasar Trilogi dan Pancakesadaran. Dengan menyoal moralitas, sejatinya setiap prilaku berdasarkan pada pondasi tertentu.
Bagi saya, merayakan waktu, bukan karena peredaran matahari atau bulan, tetapi karena dalam masa kita bermakna. Alam berjalan dengan garis edarnya. Manusia berlari dengan pikiran dan perasaannya.
Melalui rekaman, saya bisa mengikuti sambutan Pak Chusnul Mu'ali, kepala Lembaga Integrasi Kurikulum, yang menyelaraskan kegiatan pondok mahasiswa dan kampus. Dengan luas, doktor lulusan UNM ini menegaskan apresiasi karena mahasiswa baru bisa berjemaah subuh secara istikamah. Pada saat yang bersamaan, pengurus pondok melaksanakan rapat koordinasi bulanan. Sepanjang mengikuti kegiatan ini, perhatian utama yang selalu dibahasa adalah kebajikan santri selama belajar di pondok.
Kini, lembaga pendidikan tidak bisa menutup diri dari perhatian publik. Kehadiran media sosial telah menembus ruang-ruang pribadi setiap orang. Oleh karena itu, pihak pondok memberikan rambu-rambu agar unggahan di media sosial mesti menimbang keadaban. Demikian pula, apa yang terjadi dalam pondok dengan mudah disorot oleh khalayak karena sistem pesan pendek melalui microblogging akan mudah menyebar. Untuk itu, rapat wali santri yang digelar oleh pondok diusahakan sebagai ruang bersama agar para orang tua bisa memahami banyak aturan.
No comments:
Post a Comment