Sunday, June 16, 2024

Semiologi Berkurban

Semalam, kami makan spaghetti di rumah. Dengan membuat sendiri, kami bisa menghemat. Iduladha tanpa daging sapi. Saya sendiri percaya perintah kurban itu tidak berhenti pada penyembelihan hewan. Daging dan darah tidak sampai pada Tuhan. 

Lalu, saya bilang pada Biyya bahwa selera Itali ini perlu dirawat untuk lebih dekat dengan "celotehan"  Umberto Eco dan Antonio Gramsci. Mengada-ada, bukan?

Eco bicara semiologi. Kebetulan Biyya bertanya perihal jumrah, melempar batu. Murid SD Namira tersebut bertanya, tugu yang dilempari itu bukan setan sebenarnya, tapi simbolik ya? Dalam batin saya, itu juga berlaku pada masa Ibrahim melawan godaan. Tugu itu  memantulkan batu pada pelempar.

 

No comments:

Masjid Sumberanyar

Ketika menunggu anak bergiat di sekolahnya, saya terdengar azan magrib. Serta merta, saya menuju suara ini. Meskipun salah masuk gang, akhir...