Saya mengenal Rousseau tatkala menulis tugas akhir di UIN Sunan Kalijaga. Penulis The Confessions ini dikenal sebagai penggagas awal agama sipil. Kala itu, saya dan kawan-kawan menyusun tesis dengan hasrat pencarian kebenaran yang meluap-luap. Cendikiawan yang dikaji dilihat sebagai sosok pemikir andal dan hebat.
Namun, dengan membaca uraian Eric Weiner tentang tokoh tersebut, kita bisa becermin bahwa siapa pun adalah manusia yang memiliki kisah keseharian, di mana pikiran dan perasaannya diuji. Masa Rousseau senaif itu! Ia tampak dekil karena memilih berjalan kaki sebagai cara dekat dengan alam. Bajunya lusuh karena debu. Oh, tidak. Perlente atau necis kadang dipamerkan karena seseorang tak tahu apa yang harus dilakukan untuk menarik perhatian.
Itulah mengapa kita tak melihat tokoh di atas panggung dan televisi, tetapi apa yang mereka jalani di dalam kehidupan sehari-hari. Ide-ide pasti berbuah tindakan nyata. Dalam buku ini, kita bisa membaca gagasan dari banyak sarjana termasyhur secara bersahaja.
No comments:
Post a Comment