Media sosial telah mereduksi peristiwa sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian khalayak.
Padahal, Jokowi bilang ia tetap sibuk dengan rapat dan Anies bergiat di banyak diskusi. Dulu, keduanya bersekutu, kini berseteru. Kita pun tak pasti, siapa tahu keduanya kembali lagi dalam satu kubu.
Untuk itu, khalayak usaha terseret pada pertikaian petinggi. Mereka adalah spesies yang bisa berada di banyak tempat untuk mempertahankan kedudukannya. Lalu, adakah pemimpin yang memiliki idealisme? Tentu, bila Anies berpegang pada apa yang dinyatakan di banyak kesempatan, ia bisa menjadi orang nomor satu di Republik ini karena keberpihakannya pada rakyat, bukan pada hasrat bersengkongkol dengan oligarki.
No comments:
Post a Comment