Pak Budi berselawat dalam langgam Jawa seusai azan. Betapa magis! Secara imajinatif, tiba-tiba surau ini seakan-akan terbuat dari bambu dan beratap jerami. Lampu temaram dari pelita bikin bayangan meliuk-liuk.
Lalu, sang imam memimpin salat tanpa qunut dan zikir bersama. Kami pun beranjak dari musala sesudah merapal doa masing-masing. Harmoni!
Dalam perjalanan pulang, kami berborak. Udara segar pagi adalah karunia yang acapkali tanggal dalam keseharian. Mari keluar dari rumah! Bilik itu penjara.
No comments:
Post a Comment