Tuesday, April 18, 2006
Tiga Dimensi Hermeneutik
Hakikat penafsiran adalah menafsirkan dari sebuah sistem-tanda (pendeknya, teks) sesuatu melebihi kehadiran fisiknya. Hakikat sebuah teks adalah apapun yang kita tafsir artinya. Hirsch menyadari bahwa teori seharusnya mencoba untuk memberikan kriteria normatif untuk membedakan yang baik dari yang buruk, konstruksi yang sahih terhadap sebuah teks dari yang tidak, tetapi teori semata-mata tidak bisa merubah hakikat penafsiran. Malahan, kita perlu sebuah norma secara tepat karena hakikat sebuah teks tidak mempunyai makna yang dikehendaki oleh seorang penafsir muncul. Kita, bukan teks kita, adalah pembuat makna yang kita pahami, sebuah teks hanya hanya sebuah alasan bagi sebuah makna, di dalam dirinya sebuah bentuk ambigu tidak bisa kosong dari kesadaran di mana makna itu bertempat (75).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Adab dan Ilmu
Sebelum mengaji kitab Syarh al-Hikam , saya membuat status dengan mengutip kalimat untuk menggagit sebuah ayat (sebutan kalimat di negara te...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
-
Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad. Buku ini menandai sebagian dari ...
No comments:
Post a Comment