Hanya perlu menelepon untuk memastikan bisa menemuai Profesor. Beliau langsung bersedia untuk menerima bab dua dari disertasi saya.
Sebelumnya, saya pergi ke perpustakaan menengok buku baru. Tapi, kosong. Di papan pameran, saya melihat dua buku, pertama tentang cultural studies dan analisis film. Tanpa berpikir panjang, saya mengambil dua buku ini untuk dipinjam.
Buku pertama berjudul All About the Girl: Culture, Power and Identity dan buku kedua adalah Style and Meaning: Studies in the detailed analysis of film. Malam ini, saya ingi mengunyahnya agar mengantarkan saya pada kedalaman tentang perempuan dan film.
Lalu, kembali ke rutinitas, saya melayari internet dan membaca koran on line. Tak ada yang baru. Semua adalah pengulangan. Tapi, saya membacanya lagi. Siapa tahu ini adalah bentuk internalisasi dari nilai. kebetulan, saya mengikuti pikiran Shirin Ebadi, pemenang Nobel dari Iran, ketika ditanya wartawan TIME tentang ayat al-Qur'an yang menjadi favorit dia. Tegasnya, tentang waktu yang sangat penting dalam kehidupan. Sepertinya, ini mengejek saya yang abai terhadap sang waktu. Lalu, susulnya, dia menyukai membaca novel satu jam sebelum tidur dan katanya, dia sedang menekuri Paulo Coelho.
Tuesday, May 09, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment