Ia tak perlu mengikuti riuh-rendah kemasyhuran sastra wangi dan populer. Baginya, sastra adalah wujud dari kehendak yang paling murni, yang tak bisa diturunkan menjadi kata-kata yang tak dipikirkan, dirasakan dan direnungkan. Di luar kegiatan sastranya, saya melihat keteguhan untuk senantiasa menekuri hidup secara sederhana, dengan tidak memegang telepon genggam dan tidak memiliki alamat surat elektronik (email). Ia hanya bisa dihubungi melalui talian telepon.
Keberhasilan beliau mengambil semangat Nyanyian Angsa dari sajak Rendra sempat menimbulkan pertikaian. Ia pun membelanya dengan menulis satu buku khusus, Nyanyi Sunyi dan Sarjana Nasi Dingin.
1 comment:
Fatimah Busu, baiklah. Satu nama baru saya catat.
Post a Comment