Sunday, December 21, 2025

Angan-Angan

Menunggu pengajian kitab Syarh al-Hikam di musala. Saya dapat datang lebih awal di hari Sabtu karena tidak mengantar anak ke sekolah. Dengan bersiduduk, kita dapat tepekur. 

Sebelumnya, Pak Kiai mengurai tentang derajat kesalehan diraih dengan menutup pintu angan-angan dan membuka pintu kesediaan untuk kematian.

Kini, dari mana angan-angan itu? Dari maklumat yang diperoleh dari luar, seperti iklan, media sosial, kebiasaan, dll. Jadi, apa cukup sesuatu yang ada dalam diri kita?

Mungkin, petuah Abu Sulaiman perlu ditimbang bahwa meninggalkan sebuah hawa nafsu dari banyak hasrat itu lebih bermanfaat bagi hati daripada berpuasa selama satu tahun dan salat malam. Pastinya, pandangan ini dipahami secara saksama.  

ترك شهوة من شهوات النفس أنفع للقلب من صيام سنة و قيامها

 

Membaca Platonya Averroes

Saya membaca buku Plato’s Republic in the Islamic Context: New Perspectives on Averroes’s Commentary, yang disunting oleh Alexander Orwin sambil menikmati The New Radio 88,5 FM. Meskipun ada jejalan pelbagai ruang, waktu, dan ide, saya mencoba keluar dari zona nyaman yang selama ini selalu terbiasa dengan selera musik tertentu. Kala mendengar jenis rock blues soul alternatif alternative rock, dan american, saya juga merasakan keasingan dari Plato, Ibn Rusyd, dan banyak penulis dalam buku kompilasi di atas.

Saya tumbuh dari lingkungan sederhana dalam menjalani hidup. Pikiran sebatas apa yang wajib, sunnah, dan mubah dan mulai berkembang kala di MTs, saya mendengar ustaz Khozaini Azim, Ustaz Hafid Syukri, Ustaz Mistarum, Ustaz Waris Anwar mengajar kami tentang sesuatu di luar keseharian, semisal politik, ekonomi, biologi, dan bahasa.
Di Madrasalah Aliyah, saya menyerap sosiologi dari Pak Panji Taufiq dan kritisisme melalui pengajaran bahasa Indonesia dari Pak Muqiet Arif. Ada banyak guru-guru lain yang juga membentuk pikiran dan perasaan kami. Para kiai tidak hanya mengajar hadis dan ilmu agama lain, tetapi juga teladan tentang istikamah, sahaja, dan rendah hati.
Kejutan datang kala harus mendengar teman saya di Akidah Filsafah IAIN bertanya pada Pak Afandi, guru Ilmu Kalam kami, tentang malaikat Jibril. Apa tugasnya sudah selesai dan kini ia menikmati pensiun? Guncangan datang bertalu-talu semakin kuat dengan intensitas yang tanpa batas untuk menyoal tabu dan had.
Kini, saya menua. Membaca tidak lagi untuk menggugat kepercayaan, tetapi menemukan makna dari keyakinan. Sejauh ini, saya mengikuti apa kata Pak Basyir Soulissa, bahwa belajar filsafat bukan menyangkal salat, tetapi signifikansi sembahyang dalam keseharian. Kadang saya iseng menegaskan bahwa takrif doa Kierkegaard turut mewarnai arti ibadah agar ia tidak dipahami sebagai alat tukar.
Tentu, Prof Zailan Moris mengajar kami untuk melihat pengetahuan dengan hati terbuka dan pikiran luas. Sebagai pembimbing tugas akhir, almarhumah menunjukkan kesaksamaan dalam mendaras karya. Ketika mengikuti bimbingan saya tak hanya mendengar apa yang diucapkan, tetapi apa yang ditunjukkan dari gambar di bilik tempat murid Seyyed Hossein Nasr berkhidmat. Ada foto negeri Parsi yang terpampang di dinding.
Ahmad, tahukah kamu tempat ibadah Zen itu adalah ruang kosong, tidak ada ornamen dll? Aha, bukankah ayah Izutsu bilang, hapuskan kata itu, karena ia tak mewakili apa-apa. Dalam satori, kita akan mendapatkan pencerahan masing-masing. Dalam keseharian kita akan menghadapi kata, benda, dan lambang berebut untuk menarik perhatian kita. Lalu, kita bisa memejamkan mata, seraya bergumam, kosong.

Saturday, December 20, 2025

Rapor Sekolah

Sambil menunggu acara, saya membaca buku tentang keresahan orang Bali. Ada coretan gambar perayaan keagamaan yang ditonton oleh banyak bule berpakaian bikini. Tetapi, di sini tak ada pornografi, kata penulis.

Apa Bali bisa diganti dengan Jawa, Madura, dan Lombok? Ketiganya menghadapi tantangannya sendiri. Kami kini menghadapi kenyataan bahwa generasi baru dari pulau Garam tak bisa menulis jûko', tetapi cuko' untuk ikan.

Oleh karena itu, muatan lokal diajarkan sesuai bahasa ibu secara saksama. Murid dan siswa didorong untuk menulis kata dengan betul. Tak iye?
 

Friday, December 19, 2025

Keumatan

Gonjang-ganjing di PBNU masih berlangsung sengit. Masing-masing kubu bersikeras untuk teguh dengan pendirian masing-masing. Rais aam yang dipandang mewakili kiai dan ketua yang dilihat sebagai santri yang harus tunduk pada patron tidak lagi berlaku. Alasan pemberhentian orang nomor satu di Tanfidziyah dianggap sumir, karena tiga alasan yang disodorkan tidak cukup kokoh untuk mendongkel Yahya Staquf.

Ulil Abshar Abdalla menulis di akun sosialnya bahwa tanpa kerelaan ketua umum, keputusan syuriah tidak sah. Muktamar adalah arena tertinggi yang bisa menentukan kedudukan pengurus. Sementara dari kubu Miftahul Akhyar bersikeras untuk menghentikan pemimpin eksekutif seraya menegaskan kedudukannya tidak sah untuk berkantor di Kramat Raya.

Berbeda dengan santri yang kritis, pertikaian ini dianggap sebagai perebutan akses ekonomi. Kubu ketua umum ingin mengalihkan pengurusan tambang ke lingkaran presiden yang berkuasa hari ini, Prabowo, sementara kubu Saiful yang ditengarai berada di balik konflik hendak mengekalkan hubungan dengan mantan presiden, Jokowi. Alih-alih menangguk hasil, organisasi keagamaan terbesar tanah air malah bertengkar sesama sendiri.

Organ

Pertikaian antarpetinggi di tubuh organisasi berlambang bumi bukan hal baru. Muktamar Cipasung mempertontonkan hasrat penguasa yang hendak menjegal Abdurrahaman Wahid menuju kursi nomor satu. Namun, dukungan para kiai dan pengurus wilayah mampu menghalangi Abu Hasan, boneka yang hendak dipasang oleh pemerintah. Tentu, konflik antara Kiai As’ad Syamsul Arifin dan Kiai Idham Chalid adalah contoh lain, yang menyebabkan NU terbelah ke kubu Cipete dan Situbondo.

Sebagai organisasi terbesar, peran kiai sepuh dianggap bisa menjaga jam’iyyah dari rongrongan internal dan eksternal. Kedudukan rais aam sebagai pemimpin tertinggi tentu memiliki wewenang untuk menimbang ketua umum, yang bila dianggap melanggar bisa diambil tindakan. Dari ketiga alasan yang dijadikan dasar tentu perlu diajukan kepada ketua umum untuk membela diri. Apa yang dialami oleh Gus Yahya hampir serupa dengan apa yang dialami Gus Dur, yakni dimatikan karakternya, lalu dipaksa untuk turun.

Hal terburuk dari pertikaian ini adalah normalisasi adu kuat di tubuh organisasi pada masa yang akan datang. Tak hanya itu, kini santri pun menjaga jarak dengan patron, kiai. Mereka menyebut dirinya sebagai tradisional kultural seraya menyodorkan pikiran baru bahwa perubahan itu melalui pelbagai jalan. Seorang santri putri yang berada di Amerika telah melontarkan kritik tajam kepada kepimpinan pesantren. Santri putra lain yang berada di Australia untuk menyelesaikan program doktornya dalam bidang filsafat menyoal persoalan sistemik terkait kondisi pondok.

Taruhan

Sinar terang datang bersamaan dengan seruan pelbagai banom NU, seperti RMI, Serikat Nelayan, dll. Mereka menyerukan agar kedua kubu yang berseteru berdamai. Namun, sepertinya panggilan ini dianggap angin lalu. Malah, kedua kubu tidak bisa bertemu secara bersamaan di Tebuireng, tempat pendiri NU bermastautin. Keduanya bersikukuh dengan pendiriannya masing-masing.

Pepatah Melayu yang menang menjadi arang dan kalah menjadi abu, bukan sekadar kata-kata klise. Ia menggambarkan apa yang terjadi dengan pihak yang dikalahkan. Kita tidak lagi melihatnya sebagai hal biasa karena dulu hal yang sama berlaku, tetapi jelas berbeda dengan apa yang terjadi pada kali ini. Ketua umum tidak hanya dikaitkan dengan anak ideologis Gus Dur, tetapi juga berasal dari keluarga kiai ternama.

Kebuntuan ini hanya semakin meneguhkan bahwa santri sedang berhitung. Institusi baru harus lahir untuk memberikan ruang bagi kebebasan yang didasarkan pada keterbukaan dan kesetaraan. Alumnus pondok pesantren kini secara terbuka menyatakan diri sebagai pengikut Mu’tazilah yang secara teologis berseberangan dengan landasan Asy’ariyyah yang menjadi dasar dari pandangan dunia kaum Nahdliyyin.

Malah, Roy Murtadho, yang mengelola pondok lingkungan, menyatakan secara terbuka bahwa penerimaan konsesi tambang merupakan kemerosotan moral. Alih-alih bergabung dengan partai yang berafiliasi dengan santri, seperti PKB, PPP, dan PKS, ia justru menjadi pelopor Partai Hijau, yang lebih jelas keberpihakannya pada kelestarian alam. Jadi, kritik dari kalangan sendiri akan menggerogoti kekuatan jemaah.

Dalam komunikasi efektif Jürgen Habermas, setiap pihak seeloknya berdiri setara, meskipun secara struktural dan kultural, rais aam berada di hierarki tertinggi. Namun, syuriah juga dianggotai banyak kiai senior lain yang tidak sepenuhnya sebulat suara untuk mencopot ketum. Dari sini, kematangan diuji, dan santri sedang merapatkan barisan untuk menghadirkan gerakan alternatif.

Sumber: Keumatan 

Sore dan Bermenung

Sore, radio, dan tepekur. Sehabis tidur siang, saya menikmati kopi di teras. Kafe kini berada di rumah. Menua adalah menunda, sebab tubuh semakin ringkih. Asupan perlu dijaga. Gerak perlu dilakukan.

We will Rock You dari Sinar FM menyemangati kami. Apalagi yang tersisa selain kita bermenung? Apa yang harus sampaikan pada mahasiswa di acara Hari HAM se-Dunia?
Setidaknya, kita telah memulakan perbincangan ini di tempat kita tinggal. Menjaga jiwa sebagai tujuan syariah perlu diurai secara praktis. Ia tidak lagi hanya dalil yang diperbincangkan secara terbatas. Merawat kejiwaan (kedirian) adalah memelihara kehidupan yang meliputi pemenuhan kebutuhan konkret dan batin secara serentak.

Ket: Gambar adalah hidangan di warung Kopi Tiam Bukit Gambar yang diunggah oleh teman baik asal Kelantan, Dr Supyan.

Thursday, December 18, 2025

Sarwaan

Apa pun boleh bubar, tapi tidak kebersamaan. Kita bisa bikin lembaga baru dengan nama yang lain. Semangatnya sama saja: hidup dengan liyan.

Seusai baca Yasin dan Tahlil, kami membahas masalah kampung. Rencana bikin selamatan untuk tolak bala diungkap kembali. Selain doa, warga telah memperbaiki jalan masuk RT. 

Apa yang menggerakkan kita? Kita bisa sebut banyak pemikir, dari Ghazali, Nietzsche, Schopenhaeur, dan Suryamentaram. Justru saya ingat Pak Syam, penarik becak. Di usia 79 tahun, ia masih mencari nafkah, padahal 8 anaknya minta sang ayah duduk di rumah di umur senja. 

Dorongan untuk hidup tenang, nyaman, dan tentram bisa diketengahkan. Kita bisa menemukan cermin di dekat kita. Anda bisa menemukannya bila hendak mencari dengan tulus. Setiap orang pasti akan memilih sesuai dengan pandangan dunianya. 

Semisal, saya lihat sosok pengajar Syarh al-Hikam  membawakan dirinya dengan bersahaja. Kata-kata dan tindak tanduknya adalah wujud dari pikiran dan perasaannya yang luas dan terbuka, tetapi ia mengambil jalan hidup yang "sempit" dan "tertutup". Sungguh paradoks! Justru, inilah yang harus kita lakukan karena kita tidak bisa menjalani semua bentuk laku. Wajahnya memancarkan kejernihan karena hatinya bersih dari iri dengki, congkak, dan riya'.

Monday, December 15, 2025

Semantik dan Kesadaran Etis

Sebagai pengajar Semantik dan Ma'anil Qur'an, saya berpandangan bahwa lulusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir akan menjaga alam, karena bila tak menunaikan amanah Tuhan ia ingkar.

Bila lulusannya dilantik sebagai menteri kehutanan, ia akan merawat kepercayaan ini dengan mengangkat pembantunya yang ahli kehutanan. Malah, ia bisa meminta nasehat pada Jokowi yang sarjana kehutanan

Jabatan menteri itu didasarkan pada keseimbangan politik. Lagi-lagi, polis itu kota, agar kita beradab. Anwar Ibrahim diganjar sbg menteri keuangan terbaik meskipun lulusan Bahasa Melayu. 

Tentu, bila dituntut mundur, usah melibatkan Tuhan, cukup dibicarakan dengan pak RT, ujar Remy Silado. Warga pun tahu bahwa penguasaan lahan dikangkangi oleh 10 oligark. Sementara kita hanya digelorakan dengan cinta tanah dan air. Betapa platonis! Tragis.

 

Sunday, December 14, 2025

Film Laut Bercerita

Saya sangat suka karya ini diangkat ke film panjang, yang versi pendeknya sering dihadirkan bersamaan dengan bedah novel di banyak lokasi. 

Apa ada pengambilan gambar (shooting) di Blangguan, Bu Leila S. Chudori? Daerah ini tak jauh dari rumah kami, Paiton. Pasti film ini akan membuat pesan tentang kekerasan tidak boleh terulang mengalir lebih jauh. 

Ia akan menyegarkan ingatan banyak orang bahwa penculikan itu bukan khayalan meskipun diceritakan melalui karya fiksi. Ada korban yang belum ditemukan. Ada ibu dari anak yang wafat karena peluru yang masih menuntut keadilan.

Paman Faridl Rusydie, nanti saya akan menapak tilas kawasan tersebut. Bagian ini dibuka dengan Sajak Seonggok Janggung oleh WS Rendra. Menonton film ini adalah cara kita melawan lupa.

 

Saturday, December 13, 2025

Kabar Baik

Pembaca mengirim kabar bahwa buku sudah sampai. Ia adalah pelajar Akidah Filsafat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. 

Di halaman Kejawaan (hlm. 95), saya mengulas asal-usul jati diri Jabadiu, sebutan Claudius Ptolomaeus, untuk tanah kakek-nenek Biyya-Zumi. Kemaduraan akan dianggit di jilid kedua. 

Kemarin, di acara peluncuran Jong Madura Probolinggo Raya kami membahas warisan Kiai Kholil Bangkalan. Otomatis, ia juga menyentuh identitas etnis. Betapa pun saya adalah posmodernis, tetapi akar itu soal terberikan. Kala menikmati syair kematian Kiai Aminullah dalam bahasa terindah di dunia, saya fana.

Inilah pandangan dunia orang Madura. Dunia itu adalah tempat beramal untuk menuju kematian dengan senyum. Heidegger, apa kabar? Anda sudah ditanya, siapakah Tuhan Anda? Nabi? Kitab? 

Falsafah lain adalah badha tolés, tolos. Ada tulisan (ketetapan Tuhan), jadilah. Orang Pulau Garam diam-diam mempercayai predeterminisme. Sejalan dgn neurosains, hidup ini telah ditakdirkan. Mari peluk nasib ini dengan penuh ghirah!

Pagi Sore

Dari Bidakara, saya dan Mas Duri ke warung Padang Pagi Sore. Anehmya, kami menikmati makan malam. Saya merasakan kenyal kikil dan menyedap cappucino. 

Di sini, kami malah lebih menghabiskan banyak waktu ngobrol tentang hidup keseharian. Apa yang sering dilakukan? Dengan siapa? Untuk apa? Bagaimana? Mengapa? 

Nanti bila Gus Duri ke Paiton, kami akan juga ajak ke Pagi Sore. Bedanya, kita tak akan menemukan makanan penutup seperti Jakarta.  Nggak apa-apa, kita akan mengakhirinya di rumah Gang Mekar.

 

Friday, December 12, 2025

Silaturahmi

Keduanya menghubungi saya melalui pesan singkat hendak bersilaturahmi. Karena menjelang magrib, saya meminta Asrori dan Ahmad ke masjid terlebih dahulu karena saya akan mengikuti Yasinan. Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi ini pun turut serta dalam kegiatan rutin setiap malam Jum'at.
Setelah itu, percakapan bergeser ke rumah. Di sini, kami bicara gelar wicara hari HAM se-Dunia yang akan dilaksanakan secara daring. PMII Rayon Al-Irsyad UNZAH Genggong memandang isu hak asasi manusia mesti dilihat secara jernih. Tabik.

Saya senang bila kaum terpelajar bergerak. Mereka jelas memahami keadaan. Untuk itu, mereka hendak menyampaikan pesan bahwa hak asasi manusia masih menjadi persoalan serius negeri ini.

 

Thursday, December 11, 2025

Belajar

Saya belajar dari Falsafah Harian I ini. Ada kritik dari teman bahwa setiap tulisan tidak berada dalam perenungan yang sama, ada yang sambil lalu, serius, dan relijius. Bukankah filsafat itu nalar, bukan wahyu? Mengapa bawa-bawa ayat? Ya, saya akan menimbang saran itu.

Saya sedang menganggit "Kelupaan". Sekali waktu, saya bertanya pada istri, mana kacamata ayah? Hah, kan dipakai? Tukasnya sambil tertawa. Eh, ternyata lupa itu membawa gembira. Kami pun tergelak. Tetapi, mengapa kita harus melawan lupa?

Apa ini gambaran Kitab Lupa dan Gelak Tawa Milan Kundera? Tidak. Tetapi ada irisan tentang apa itu lupa dan tawa dalam keseharian kita. Bila lupa itu mendatangkan kesenangan, mengapa kita harus lawan?

Langkah ke kampus pun menjadi lebih ringan. Tentu, lupa tidak bisa dibuat-buat.

Monday, December 08, 2025

Lingkungan

Pelan tapi pasti, ia akan menjalani keseharian bersama teman-teman kampung tempat kami tinggal. Ia pergi ke surau, bermain bola, dan menaikkan layangan.

Ia tumbuh berkat dorongan Akmal-Kiki kala melantunkan pujian, bantuan Nabil ketika pertama kali naik sepeda, dan sembahyang berjemaah di hari libur bersama Ruzbihan.
Kita sebagai orang tua mewujudkan persekitaran yang mendukung minat anak. Semalam Pak Hapandi berkisah soal Hisan, sang anak, yang suka bahasa Mandarin. Hisan belajar menulis huruf asal negeri Panda melalui Youtube.
Di masa yang akan datang, anak-anak di RT kami akan saling mendukung untuk belajar sesuai keinginan masing-masing, termasuk penguasaan percakapan bahasa asing.
Dulu, Pak Umar, rekan kampus UNUJA, menggunakan bahasa Arab dalam keseharian. Kalau di sini Jawa dan Madura, maka bahasa yang berbeda juga dapat digunakan sebagai cara untuk membiasakan generasi alpha dgn daya ungkap luar.

Sunday, December 07, 2025

Geprek Sa'i dan 212

Ada pesan masuk. Si sulung minta dibelikan burger dan french fries. Kami berdua pun menuju geprek Sa'i. Waralaba yang menerakan spirit 212 di bungkusnya menyediakan makanan Amerika dan Perancis.
Sekali-kali anak-anak ingin makan burger yang dulu dengan mudah didapat di Kedah karena ia dijual di kedai pinggir jalan. Bagi saya, rasanya tak serangup goreng pisang pada acara khatmil Qur'an kemarin.
Orang tua memang beda dengan anak. Di sela menunggu, saya minta Zumi membaca kartu pos yang terselip di buku The Power of Ideas, yang saya pinjam dari perpustakaan Universitas Nurul Jadid. Anak SD ini paham apa itu we are pleased to inform you, tetapi ia belum membaca apa itu pleasure dalam filsafat. Setidaknya, saya bisa menahan diri tidak membeli burger. Maklum saya membawa nasi untuk makan malam.

 

Anwar dan Buku

Saya belum pernah pergi ke kedai buku ini, Tsutaya. Andai berada di KL, saya akan menghadiri pelancaran karya Anwar Ibrahim.
Setiap pemimpinan memiliki kelebihan masing-masing. Dari banyak pelbagai kecerdasan, Anwar jelas mempunyai kemampuan membaca dan berbicara yang cemerlang. Kepetahannya berpidato di depan khalayak jelas menunjukkan kepiawaiannya menggunakan bahasa dengan saksama.
Dari segi ekstrapersonal, ia mampu menjalin hubungan persahabatan dengan orang kenamaan di seluruh dunia dari pelbagai latar belakang, dari Yusuf Qaradawi hingga Algore. Di saat menjadi pembangkang (oposisi), ramai sarjana Indonesia yang memberikan sokongan.
Kala Gus Dur meninggal, Wan Azizah datang memberikan penghormatan terakhir. Menariknya, ayah Nurul Izzah ini juga rapat dengan Adi Sasono, yang beda haluan politik dengan GD. Tentu, pertemanannya dgn Habiebie sangat mencuit hati.
Memang, kedekatannya dengan Wolfowitz telah menimbulkan tohmahan kerana ia dianggap tali barut Israel. Apa pun, seperti mana dijelaskan dalam Facebook, penulis Asian Renaissance ini ingin memperbaiki kekhilafan dan kebijaksanaan untuk memahami dan keinsafan untuk berubah. Tak ramai pemimpin negara yang merancakkan percakapan ilmu dalam erti yang paling tulen. Tabik.

 

Saturday, December 06, 2025

Sepeda dan Ketulusan

 

Tukang bengkel ini baik. Berapa? Rp 30 ribu. Lalu, ia memperbaikinya. Lo, ini kan ganti ban di sini, Pak? Ya, sebelumnya, kami pernah mengganti tayar, sebutan jiran untuk tire, depan dan belakang.

Saya akan selalu datang pada orang-orang yang tulus. Darinya, saya belajar. Ia pun tak minta biaya tambahan kala saya minta sayap depan dan belakang dipasang. Kami akan datang kembali, bukan soal biaya, tetapi makna.
Justru, kita lihat kebaikan itu pada orang yang tak berdiri di atas podium. Ia irit kata, tetapi memancarkan makna dari raut dan sinaran wajah.

Perjuangan Guru di Perkebunan

 

Nasrullah Ali Fauzi. Lahir di Betawi, 13 Maret 1967. Saat ini menjabat sebagai Koordinator Penghubung (KP) Community Learning Center (CLC) Wilayah Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia sejak tahun 2019. Sebelumnya memegang peranan yang sama di Wilayah Sarawak (2016–2019). Pernah menjadi Pembantu Utama Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur pada 2008–2015.

Ini riwayat hidup kawan baik yang akan segera mengakhiri khidmatnya di sekolah untuk anak pekerja migran. Sebelum bertolak dari hutan di negara tetangga, mantan anggota redaksi Ulumul Qur'an ini telah mengumpulkan catatannya untuk buku kedua. Membaca coretannya, saya membayangkan ada banyak orang yang telah bekerja dengan seluruh untuk kemajuan bangsanya, yang tidak didendangkan di panggung gemerlang perayaan negeri.

Bagi saya, Mas Nasrullah Ali Fauzi adalah pahlawan. Fotonya seeloknya ditempel di dinding sekolah-sekolah kita.

Friday, December 05, 2025

Menunggu di Aula


Saya menunggu bedah buku Mas Kiai M Faizi bertajuk Satu Bumi Dirusak Bersama. Saya tahu acara akan berjalan tak sesuai jadwal, karena ada banyak rintangan di sepanjang lorong.
Saya sudah membawa Image, Music, Textnya Roland Barthes. Saya pun baru tahu bahwa Shawn Mendes itu penyanyi tersohor asal Canada setelah bertanya pada panitia. Menanti itu mengasyikkan apabila kita tahu cara mengisinya. Di tengah penantian, saya sering ngobrol dengan orang lain yang saya belum kenal.
Acara ini melibatkan Badan Eksektutif Mahasiswa se-Probolinggo dan siswa SMA sekitar Paiton dan Kraksaan. Saya suka bila generasi muda, tak seperti pendahulunya, lebih peduli pada lingkungan. Kita berharap mereka akan menjaga hutan, laut, dan udara kita dari sampah dan polusi.

Tuesday, December 02, 2025

Etika

 

Etika dijelaskan pada halaman 85. Pada prinsipnya, setiap agama menegaskan hal serupa, jangan mengganggu dan menyakiti orang lain. 

Apa Anda terganggu dengan asap yang dibakar di pinggir jalan raya? Lalu, bagaimana dengan asap kendaraan dan rokok? Itulah mengapa aturan bersama itu tak melulu soal aturan tertulis, tetapi yang juga didasarkan pada rasa nyaman khalayak. 

Soundhoreg dan soundsystem mungkin juga perlu ditimbang tempat dan waktunya. Pendek kata, tidak semua orang suka dengan apa yang kita nikmati. Filsafat itu cara hidup bersama, dan pilihan pribadi atas dasar tertentu juga bisa hidup selagi tak merampas kepentingan umum. 

Itulah, mengapa saya suka Singapura. Perayaan Thaipusan patuh pada aturan lalulintas. Masjid tak menggunakan pelantang luar. Menariknya, masjid Bencoolen ramai dengan jemaah di kala.subuh. Di sini, corong agama bising, tetapi saf di musala atau surau hanya sebaris dua baris di kala subuh. Namun, wujud religiositas itu beruapa budi pekerti. Sepertinya, angka 97% bangsa  ini religius, seperti yang ditunjukkan survei, perlu dikoreksi.

Ritual

Kala hendak memulakan membaca dengan membuka sampul plastik, sirene ambulance menguing-nguing. Di pagi buta, saya sering mendengarnya. Apa ada kesakitan? Kematian? 

Kita hidup dengan tanda. Lalu, bagaimana membacanya agar dapat meraih pesan. Buku ini menolong kita bagaimana menguak makna. 

Di luar kisah bahasa, karya linguis ini dibeli di stan pameran buku BEM Universitas Nurul Jadid - UNUJA. Mereka akan menggelar bedah buku Mas Kiai M Faizi pada Kamis yang akan datang, 4 Desember. Sempena kegiatan ini, mahasiswa menjual buku, bukan kayu (hutan).

Basikal


Stang sepeda ini goyah, tak nyaman dipakai. Kemarin, kami memperbaikinya di bengkel Paiton, depan kedai Basmalah. 

Mekanik hanya perlu sekian menit untuk memperbaikinya, termasuk memasang penutup roda agar tak kecipratan. Betapa senang Zumi. Bersama Rafan, ia pergi ke musala dengan mengayuh pedal. 

Filsafat memang tak diajar untuk membongkar basikal ini, tetapi ia mengajak kita untuk berpikir dengan bantuan roda perjalanan ini memang kebih ringan. Tetapi, mengapa kehidupan masih terasa berat? Kata Nietzche, karena kita tahu alasan untuk tetap bernapas. 

Berdiri di atas nilai sendiri adalah cara kita untuk menjalani keseharian. Merangkul nasib dng seluruh, kita jadi pribadi yang utuh. Seeloknya, pendidikan kita mendorong murid untuk menemukan dan menjadi dirinya sendiri. Tanpa ini, sekolah tak ubahnya pabrik.

Angan-Angan

Menunggu pengajian kitab Syarh al-Hikam di musala. Saya dapat datang lebih awal di hari Sabtu karena tidak mengantar anak ke sekolah. Denga...