Sunday, September 28, 2025

Tantangan Pendidikan Agama

Mas Mohamed Imran Mohamed Taib berbagi pandangannya tentang fungsi pendidikan di masa polikrisis. Sebelumnya, direktur Dialogue Centre ini mengulas sejarah pendidikan Islam dan tantangannya di Singapura, dari dalam maupun luar, dalam konteks politik sosial yang unik.
Dengan demikian, kita bisa mengenal apa yang terjadi di kawasan ini, sehingga ikhtiar untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang membebaskan bisa ditanggung bersama. Mengapa penerimaan pelajar jurusan agama dibatasi? Karena terkait dengan serapan tenaga kerja. Sementara di Indonesia kita melihatnya sebagai bagian dari pemenuhan perintah Tuhan tentang "tafaqquh fiddin".
Masalahnya, banyak lulusan pelajar agama kita tidak bekerja sesuai dengan jurusan yang diambil, semisal PAI, menjadi pegawai bank, dll. Pertanyaan lebih jauh, apakah kita perlu pengetahuan yang "spesialis" untuk menjadi orang baik atau saleh?

 

King Bakso Paiton

Kami menikmati makan sore di sebuah warung seusai mami BZ mengajar. Di sini, kami juga melihat banyak orang yang menikmati menu yang sama.
Dua anak memesan pentol keju, kami memilih selera lama, bakso urat dan iga. Beda generasi, beda selera. Saya merasa agak aneh melihat buah hati makan daging dengan campuran keju.
Apa pun, habitus itu pilihan ideologis. Kebiasaan yang dianggap sambil lalu sebenarnya bisa disengaja untuk menegaskan ideologi. Dengan demikian, hidup ini disoal agar tidak sial.

 

Thursday, September 25, 2025

Manusia itu Hewan

Manusia merasa lebih mulia daripada binatang, padahal hidupnya bergantung pada daging, susu, dan jeroan sapi.
Jadi, kiat untuk mengelak konsumsi makhluk berkaki empat, kita bisa memesan tempe dan perkedel bila pesan nasi padang. Eh, kok malah tergantung pada tumbuhan.

Pernyataan di atas jelas memiliki pengaruh yang kuat terhadap cara kita mendudukkan diri dalam alam semesta. Kiai Ilyas menghormati burung yang sedang makan remah-remah dengan mengambil jalan lain agar tak mengganggunya. Betapa penghormatan itu nyata! 

Lalu, apa kaitannya dengan hidup kita hari ini? Mari kita lihat selera kita. Apakah kesukaan kita pada daging itu bawaan atau bentukan? Bila mempunyai pilihan, kita akan segera mengambil tindakan. 
 

Warung Kitoz

Sepulang dari kampus dan sekolah, kami mampir minum. Hidup itu, kata Falsafah Jawa, cuma singgah untuk ngombé.

Selera dan politiknya beda. Mengapa saya harus memaksa liyan sejalan? Dari sini, kami melihat bus Ladju melaju di jalan. Kami pun tahu, setiap perjalanan akan berhenti di terminal.

Lalu, istri dan Zumi menyusul kemudian untuk merayakan sore di warung terdekat rumah. Ibunya mengingatkan bahwa kita tidak boleh membuka telepon pintar. 
 

Tuesday, September 23, 2025

Kondangan

Warga pun sontak menyilakan Pak Haji untuk duduk di ruang utama. Begitulah ketahudirian bekerja, warga biasa duduk di emperan dan orang terpandang di tempat khusus.

Tetapi, status sosial itu tak selalu bekerja di banyak tempat. Orang kebanyakan bisa berada di barisan depan shaf salat Jum'at. Sebagaimana petinggi dihormati dengan gelar karpet merah, ia sekali waktu masuk ke dalam got untuk merasakan kekotoran.

Pendek kata, dalam keseharian, kita akan mengerti struktur, pola pikir, dan ideologi masyarakatnya. Di acara kenduri, saya memilih tempat yang dekat dengan makanan dan jauh dari pengeras suara yang digerakkan oleh soundsystem besar. Hidup itu pilihan, Kawan!

Keterangan: Pak Haji yang dimaksud bukan Rhoma Irama

 

Politik dan Kesejahteraan

1 Oktober 2009, dalam perjalanan pulang dengan kereta api dari Lapangan Terbang Internasional Kuala Lumpur ke Terminal Bis Puduraya, saya masih menemukan tulisan ABOLISH DSA! di pintu keluar stasiun Pasar Seni. Tulisan yang mungkin mulanya Abolish ISA! ini menandakan dua kekuatan besar yang sedang bertarung dalam dunia perpolitikan Malaysia, Najib dan Anwar.
Kini, gelanggang sudah berubah. Anwar menghadapi Muhyiddin Yasin, PN, wakil dari dapil Pagoh. Politik tidak pernah berubah, arena pertarungan antara para tokoh. Media pun berubah, tidak lagi coretan di dinding, tetapi di media sosial. Ngeri! di belantara ini, kata kasar, sumpah-serapah, dan makian berhamburan.
Tidak berbeda dengan kita. Warga meluahkan kejengkelannya dengan status di microblogging, seperti X, Facebook, dan Instagram. Ade Armando melihat kelompok 212 berada di balik gugatan terhadap ijazah majikannya dan grup lain pun menimpalinya dengan sengit. Bukankah HRS mendukung Prabowo Subianto? Itulah politik.
Kekuatan alternatif itu adalah warga yang waras. Mereka melihat kekuasaan adalah alat untuk mewujudkan kesejahteraan. Bila tidak bekerja, siapa pun bisa tumbang.

 

Monday, September 22, 2025

Kuliah


Kegiatan ini adalah kuliah yang disampaikan oleh banyak sarjana di Asia Tenggara, yakni Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina. Temanya tentang pengembangan pengetahuan, nilai, dan kerja sama untuk meningkatkan keterlibatan warga kampus. 

Dengan demikian, mahasiswa Universitas Nurul Jadid dan perguruan tinggi lain yang hadir dalam acara ini bisa melihat dari dekat pengalaman tetangga dalam kehidupan agama, baik di ruang publik dan pribadi. 

Pendek kata, pendidikan di kampus itu membuka diri pada pandangan praktisi, pegiat, dan pemangku kepentingan agar kehadiran civitas academica relevan dengan tantangan sekitarnya.  

Friday, September 19, 2025

Ngalap Berkah |

Abaikan rambut saya yang tak seperti biasa ketika berfoto, rapi jali, seperti Harmoko. Mas Yanuar, editor, memberitahu saya melalui WA bahwa di waktu rehat siang karyawan berjamaah. Ya, saya sempat melakukannya ketika berkunjung ke Mas Edi Mulyono. Tak hanya soal produksi pengetahuan, justru, perbincangan kami berkisar tentang masa depan pendidikan anak. Si sulung Mas Edi akan berkuliah ke negeri Matahari Terbit, tempat kelahiran Toshihiko Izutsu.

Tak terpikir, seusai sembahyang mereka berzikir dgn menyebut asma'ul husna, yang ditutup dgn sifat dua puluh. Setelah sekian tahun, baru kali ini saya melantunkan wujud, qidam, baqa' dst setelah salat bersama. Dulu, kami melakukannya di surau sesudah magriban. Kiai Tamhid dan teman-teman tetiba berlegar di kepala, betapa saya membesar dalam tradisi Asy'ari. Pengalaman ini semacam panggilan untuk merawat kebiasaan ini lagi.

Tak pelak, ketika menjelaskan aliran Kalam di kelas, ikatan emosional terpatri pada Asy'ari, seraya ide Mu'tazilah sering menggoda untuk diterokai. Apa mungkin kita beralih terbalik?

Kaus

Mas Hamzah Sahal, terima kasih kaos Alif, yg bermantra ujaran Mahmud Darwish, saya pakai. Ia (berada di dalam) mengikuti pesan Kiai Hasyim Zaini, Paiton, bermanfaat tapi tak menonjolkan diri.
Saya dan Pak Arsono, 43th, TKI asal Batang-Batang Sumenep Madura saling bercerita di atas ketinggian 10 ribu kaki. Saya tanya? Kenal Zawawi Imron? Budayawan Pak.
Meskipun lulusan SD, buruh ini tahu dunia dan berduduk di kursi deretan pertama AIR ASIA. Hidup pekerja!

 

Jejak Belajar Tafsir

aya menyampaikan pada Mas Kiai Muhammad Mushthafa untuk membedah buku pertama kali di Annuqayah, tempat saya belajar tafsir. Akhirnya, janji ini bisa ditunaikan dengan baik. Dengan melibatkan mahasiswa Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Diskusi hidup dan menantang. Jelas, mereka adalah mahasiswa yang sungguh-sungguh mengambil jurusan tersebut. Kehadiran Dr Fatkhurrasyid sebagai pembanding telah menjadikan acara ilmiah tersebut makin bergizi.
Sebelumnya, saya dan Mas Ajimuddin Elkayani berjumpa dengan Pak Kiai Mohammad Husnan. Ikatan yang telah lama terpatri menjadikan pertemuan ini mudah memantik kehangatan. Sebagai orang yang dulu berkecimpung dalam organisasi kemahasiswaan, Kiai Husnan tentu tahu bagaimana mendorong mahasiswa INSTIKA untuk bergiat dalam program ekstrakurikuler.
Dengan mengambil tempat jauh dari kota, INSTIKA tetap berhasil menjadikan kampus ini tersambung dengan banyak negara, seperti Jerman dan Malaysia, dengan memanfaatkan jaringan internet untuk menghadirkan sarjana secara maya di ruang kelas Bukit Lancaran. Pendek kata, batas pusat dan pinggiran roboh berkat kegigihan Gus Muhammad Mushthafa.
Secara pribadi, ghirah di atas sejatinya lahir dari pesan almarhum Pak Kiai Abdul Warits Ilyas bahwa hubungan spiritual dan intelektual kiai-santri itu abadi.

 

Wednesday, September 17, 2025

Falsafah Harian

Kebetulan? Tidak. Pereka desain sampul memahami bahwa penulis adalah seorang tradisionalis-eksistensialis. Boleh jadi, sebutan terakhir itu hanya tempelan agar ada cantolan ke falsafah. Tetapi, apa pun label itu, ia mudah retak. Sebab, dalam kesendirian, saya tak tahu apakah kata cukup menggambarkan kenyataan.
Setidaknya, mitra dan lawan telah tahu di mana saya bertempat dan mengambil sikap. Dalam sebagian, saya menikmati keseluruhan hidup. Inilah autentisitas itu. Kita menjalani peran kita sebagai diri yang berada di sebuah ruang dan waktu.

Bila tercerabut, kita mungkin sedang mengimpikan utopia.

 

Monday, September 15, 2025


 Pengakuan pengaruh luar terhadap identitas dapat melonggarkan batas. Betapa lancung menegaskan jati diri seraya menutup diri sementara tanda-tanda yang menempel pada dirinya adalah pinjaman dari banyak sumber.

Bila hendak menjadi asli, kita bisa menjadi diri sendiri seraya berterima terhadap kehadiran orang lain. Kala berteman dengan seorang kiri, saya paham mereka juga menerima kanan, apa pun alasannya, sebab dalam titik tertentu manusia hendak sama-sama mencari keselamatan dan kesejahteraan.

Memilih aliran itu bisa didorong oleh perasaan, yang ditopang akal budi. Yunani adalah impian saya untuk menemukan pengalaman batin. Seperti dilukiskan oleh Daniel Klein dalam Travels with Epicurus: A Journey to a Greek Island in Search of a Fullfilled Life, menua itu selesai dengan duduk di tepi pantai sambil menyesap minuman. 


Sunday, September 14, 2025

Sunyi dalam Bunyi

Lupakan semua itu dan kembali pada apa yang nyata, nyanyi David Gray dalam Babylon. Melalui The New radio 88.5 FM, saya menikmati folkrock di pagi hari. 

Lalu, apa yang nyata dalam kehidupan kita? Jelas, kita tidak sedang berada di panggung yang membuat selalu tampak depan dan mengenyahkan tampak belakang. Kita yang sesungguhnya adalah apa yang dilakukan sehari-hari. Itulah mengapa falsafah harian relevan untuk dicandra dan dihayati dengan hati setelah logika tak cukup untuk merangkul nasib.

Kalau diperhatikan, lagu-lagu dari pelbagai jenis itu menggambarkan pengalaman universal. Bila Gray menyarankan kembali pada yang real, Rhoma Irama menyarankan umat kembali pada iman dan takwa karena itu obatnya dalam menyembuhkan "overthinking". 

Kala direnungkan, tubuh yang kuat itu disangga oleh pikiran yang jernih. Lompatan iman dalam gagasan Kierkegaard, saya pikir, hendak melewati dua fase sebelumnya, estetis dan etis. Tetapi, karena kita hidup bermasyarakat, dua tahap pertama juga dirayakan. Apa pun tahapan eksistensial itu, dalam kesendirian kita bisa mendiam bunyi menjadi sunyi. Sejati. 

 

Cermin

 

Saya membayangkan dosen itu seperti Peter Singer, yang mendermakan 80 persen gajinya untuk kegiatan sosial. Karyanya bertajuk Animal Ethics dikenal di seluruh dunia. Komitmennya pada hak hewan tak diragukan, apalagi manusia.
Namun, kadang hidup perlu dialami lebih dekat. Pak Nurhamid adalah dosen Matematika Universitas Nurul Jadid - UNUJA yang istikamah mengaji kitab dengan konsentrasi penuh. Di lain waktu, tamatan Unibraw tersebut pernah memasukkan sampah yang berserakan ke tong akibat ulah kucing sepulang dari jamaah zuhur di musala kampus.
Lulusan Universitas Kanazawa ini membawa tumbler air untuk mengurangi penggunaan botol plastik. Inilah yang perlu orang lain juga lakukan. Wujud dari ibadah personal itu adalah kepedulian pada manusia dan lingkungannya.

Saturday, September 13, 2025

Tanggung Jawab Intelektual

Esai klasik Chomsky adalah serangan terhadap para ahli, teknokrat, dan intelektual dari berbagai jenis yang melayani kepentingan penguasa dengan berbohong, memproduksi propaganda, atau menyediakan ‘pembenaran pseudo-ilmiah untuk kejahatan negara’ (seperti yang baru-baru ini diungkapkan oleh Jay Parini). Tentu saja, tidak seperti beberapa politisi yang baru-baru ini menonjol di kedua sisi Atlantik, Chomsky tidak memiliki masalah dengan ahli itu sendiri. Yang ia perdebatkan adalah bahwa mereka tidak luar biasa secara moral (hlm. 1 Pengantar).
Dari sini, kita bisa menimbang naskah akademik Undang-Undang dari pekerja kampus, apakah berdasarkan data atau auta. Maklum, analisis dampak lingkungan terhadap sebuah proyek pernah dimanipulasi oleh seorang pengajar untuk kepentingan modal.

Pertanyaan lebih jauh apakah biaya pengerjaan naskah itu sepadan dengan kandungan yang dihasilkan? UU Omnibus Law adalah salah satu hasil peraturan buruk yang didasarkan pada amatan yang dangkal.

 

Friday, September 12, 2025

Pilihan Politik

Sang kakak mendukung Biden-Harris. Murid SD Namira ini menolak rasisme. Sementara si adik memilih Donald Trump karena mengingatkannya pada McDonald, gerai waralaba yang selalu memberi mainan dulu tatkala membeli Happy Meal. Murid TK Nurul Jadid tersebut belum memasang poster di pintu kamarnya.


Saya sendiri mendorong partai Hijau untuk mengambil tempat utama dalam politik Amerika. Kita perlu bahasa kemungkinan baru untuk mengetengahkan isu lingkungan yang menyeluruh sebagai dasar, nilai, dan pandangan hidup. 

Catatan ini bertanggal 9 November 2020 di beranda akun Facebook. Lalu, apa pandangan merekan tentang politik negeri Paman Sam?

Thursday, September 11, 2025

Riwayat Hidup

Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah terang bulan bersama teman-temannya di halaman panjang (tanèyan lanjhang). Kesehariannya di masa kecil dulu dihabiskan di sawah, sungai dan sekolah. Anak dari Abdul Rahem ini belajar pertama kali aksara di surau Kiai Mohammad Tamhid, mengeja deretan huruf di madrasah Islamiyah dan mengenal Pancasila di SD Bataal Barat, dan melanjutkan ke pondok Annuqayah, tempat pertama kali mengenal Plato (أَفْلَاطُون) dari Kiai Abdul Warits Ilyas.

Selain mengaji kitab kuning pada banyak kiai, ia ngawruh ilmu pada Kiai Ahmad Basyir. Seusai sekolah di Aliyah, penikmat Rhoma Irama ini melanjutkan ke jurusan Akidah dan Filsafat IAIN Sunan Kalijaga (1992), dan program magister dalam bidang Hubungan Antar Agama (2003) lalu menyelesaikan pendidikan doktoral program Filsafat dan Peradaban di Universitas Sains Malaysia (2009) dengan disertasi tentang kajian hermeneutik terhadap analis semantik Alqur'an Toshihiko Izutsu. 

Penekun eksistensialisme tersebut pernah bekerja sebagai penyunting di LKiS dan menerjemahkan buku filsafat, seperti Truth and Methodnya Georg-Hans Gadamer (2003). Selain itu, penggemar Bring Your Own Bomb SOAD ini sering menulis opini di banyak koran nasional dan daerah untuk membahas banyak isu dalam perspektif pemikiran kritis. Salah satu opininya adalah “Mudik dari Kebosanan” (KOMPAS) dan “Kehendak Kuasa dan Kritik Filsafat” (Jawa Pos), Kosa Kata Tan Malaka (Majalah Tempo), Gus Dur (Koran Tempo), dan "Kealpaaan Rhoma" (Suara Merdeka) yang berpijak pada teori eksistensial dan Epicurean. Pilihan tokoh dalam tulisan pendek ini jelas menunjukkan suasana batin dan lahir dari hidupnya. 

 

Wednesday, September 10, 2025

Renungan di Hari Libur


Saya tinggal di rumah sendirian di hari libur. Karena akan menjadualkan perjalananan ke Kudus, saya mendengar Suara Kudus FM yang menyiarkan lagu-lagu Dangdut. Siang ini, dalam acara Rest and Relax, radio 88.0 MHz FM tersebut akan memutar lagu-lagu kenangan Barat, seperti Michael Jackson, Whitney Houston, dan Tommy Page. Hehe Sepertinya penyiar dan pendengarnya sebaya dengan saya.
Lalu, sambil menunggu saya minta istri untuk memesankan Teote ke tetangga dan saya akan mengambilnya ke warungnya yang berada tak jauh dari rumah. Alamak, si sulung membuat grup yang terdiri dari dirinya, saya dan sang ibu. Apa pesan pertama yang dia tulis? ternyata israel tadi pagi ngebom Qatar. what the hack.
Bila tatanan (order) itu terbentuk dari kekacauan (chaotic), maka ini adalah absurd, karena evolusi kultural manusia tidak berkembang lebih baik. Sambil memejamkan mata, saya berpikir kembali tentang teodisi, tema skripsi saya. Tunggu, saya nak menikmati Terbayang-Bayang Ona Sutra!

Lalu, apa yang bisa mengakhiri kecelaruan ini, kematian. Kata apa yang kita bawa? Setiap orang memiliki pilihan, sebagaimana Annemarie Schimmel telah melakukannya dengan indah.

 


Tantangan Pendidikan Agama

Mas Mohamed Imran Mohamed Taib berbagi pandangannya tentang fungsi pendidikan di masa polikrisis. Sebelumnya, direktur Dialogue Centre ini ...