Wednesday, August 31, 2022

Keajaiban Otak


Isaac Asimov mengulas otak. Saya suka permulaannya ttg kisah Alexander Selkiek, yang hidup sendirian di pulau Mas a Tierra.
Buku ini dipijam oleh Biyya. Sekolah adalah tempat membaca. Untuk itu, guru mendorong anak-anak yang mau mendaras untuk menyediakan seluas-luasnya agar pembaca tulen itu menemukan surga di sekolah.

Otak anak akan bekerja dengan rangsangan bacaan. Klub baca bisa dibentuk selain kegiatan ekstrakurikuler lain, seperti Pramuka,

Filsafat (Untuk) Anak


Mengapa? Anak-anak adalah filsuf yang dilahirkan secara alamiah. Kita hanya perlu membantu mereka menemukan, mengungkapkan, dan mendukung jawaban mereka sendiri terhadap pertanyaan yang diajuka

Semisal, does God stay in His house, asked Zumi. Saya jawab, yes He does. Biyya tak setuju terhadap kata ganti.Tuhan dengan He. Bias. Katanya, perlu kata netral. Apa? Just God. 

La, kok pagi tadi, Biyya bertanya, who decide our destiny? God or us? Saya menukas, as a rationalits, I would like to do the best in all my doings. Penyuka Billie Eilish dan Aurora ini menegaskan I still believe in God's will. 

Pang Chong Meng

Sdr Pang Chong Meng bertanya, adakah seorang remaja yang menyeberangkan seorang nenek untuk melintas jalan dianggap berbuat baik bila bantuannya ini justru menyebabkan si nenek ditabrak oleh seorang pengendara sepeda motor?
Apa pasal? Baik itu dilihat dari akibat dalam aliran teleologi, Sebagai penganut deontologis, remaja itu berpegang pada aksioma Kant bahwa baik itu berdasarkan niat atau maksud.
Begitulah Filsafat dan Etika dulu berjalan di kelas UUM. Sementara, di kelas Tafsir Modern Alqur'an di Universitas Nurul Jadid, Sdri Wildana bertanya, sejauh mana akal budi bisa menjelaskan Tuhan dalam alam pikiran modern? (Kelas perempuan dipisah dan foto tentu tidak diperkenankan di sini).
Apa pun, dalam tradisi Freirean, saya dan mahasiswa setara. Pelajar bisa mengungkapkan gagasan dan pikirannya, betapapun berbeda. Tanpa suasana ini, kelas adalah penjara.

 

Menolak Kenaikan BBM

Sebelum ke jalan, saya turun ke sini, media sosial. Simpang siur soal subsidi jelas menunjukkan pengelolaan yang amburadul. Belum lagi, ketidakkompakan pengelola tentang besaran dan sasaran dari subsidi tak juga jelas. 

Sebagai wujud dari pilihan, saya menolak kenaikan harga BBM. Penentuan harga bahan bakar belum menunjukkan transparansi. Untuk itu, jawabannya adalah aksi. Apalagi, data Bansos belum sepenuhnya dibereskan. BLT sebesar Rp 600 ribu sejatinya tidak sebandingkan dengan harga barang-barang yang terkerek naik tatkala bahan bakar melonjak. 

Menyahuti ibu Mega bahwa warga agar tidak cengeng dengan kenaikan harga, kami menyatakan bahwa justru karena tegar kami menyatakan protes. 

Lawan! 
 

Sunday, August 28, 2022

Merawat Akar

Alhamdulillah,
Saya menghadiri silaturahim IAA Probolinggo Raya bersama IAA Pusat. Mas Aziz, Mas Jazuli Muthhar dan Mas Haqqul Yaqin adalah teman sekelas dulu di MA Annuqayah yang jago membaca kitab kuning
Setelah membaca turats kita tentu akan melakukan ishlah tarbiyyah (perbaikan kependidikan), ishlah iqtishadiyyah (keekonomian) dan islah basyariyyah (kemanusiaan).
Terima kasih Mas Affan dan Mas Abd Roziq. Khatmil Qur'an sebagai acara bulanan itu perlu dirawat karena inilah jalan tasawuf kita. Tanpa ini, perahu kita akan oleng. Tabik.

 

Saturday, August 27, 2022

Soesilo Toer


Kapitalis dan komunis sama saja, kata Soesilo Toer. Penindas. Adik Pram menyebutnya eksploitator. Ia menyentil Dahlan Iskan sebagai orang yang bertanya bedanya dua ideologi besar itu tatkala mantan CEO Jawa Pos ini melawat rumahnya di Blora. .

Makanya, santri menjaga jarak dengan dua mazhab ini agar kejernihan melihat isu lokal hadir. Bagaimanapun, kapitalisme dan komunisme lahir dari rahim Eropa.
Apa pun, kita tidak pernah menjadi kanan dan kiri. Secara alamiah kanan dan kiri itu diperlukan untuk menentukan posisi. Kalau pun ada sayap kanan, saya pikir secara analogis, serangan bola itu tidak bisa diandalkan dari sisi kanan saja, tetapi juga kiri dan bahkan penyerang (striker) juga perlu bergerak untuk mendapatkan umpan dari dua sayap.

Mungkin, kiasan ini wujud dari sikap yang tak jelas. Tetapi, ia justru he;ndak menghadirkan situasi kaotis ke kondisi logis. Kalapun tragis, hidup ini tidak selalunya berakhir manis.

Friday, August 26, 2022

Lulusan Akidah Filsafat

1. Mas Ainur Rahim membuat status di Facebook tentang jurusan AF yang ternyata tidak ada Kementerian yang mau mempekerjakan lulusannya. Itu pun, saya tak kapok untuk terus menyelesaikan belajar pengetahuan asal Yunani hingga jenjang akhir di Universitas Sains Malaysia.
2. Saya pernah menuliskan ingatan menekuni Akidah Filsafat di S1 IAIN (Sekarang UIN) Sunan Kalijaga. Sila simak di sini: https://alif.id/.../kenangan-mahasiswa-madura-belajar.../.
3. Kini, saya sedang memikirkan untuk menulis kelanjutan mendaras "philosophia" di jenjang master UIN dan doktoral di USM, Pulau Pinang. Ibn Arabi, Bellah, dan Izutsu mendapat cahaya dari filsafat.
4. Alhamdulillah, saya mengajar Filsafat dan Etika selama 8 tahun di UUM dan hingga kini mengampu filsafat ilmu, filsafat ilmu manajemen, filsafat pendidikan Islam di Universitas Nurul Jadid. Malah semantik dan ma'anil Qur'an sangat erat dengan falsafah.
5. Selanjutnya, saya memiliki kolom Falsafah Harian di koran https://kabarmadura.id, yang pada nomor keempat nanti saya akan mengulas kebosanan. Dengan mengacu pada Edward de Bono dan Lars Fredrik Händler Svendsen, kejemuan itu adalah kata dan fenomena baru. Orang primitif tidak mengenal lema ini.
6. Karena filsafat memang diajar bukan membuat roti, tetapi mengapa orang makan roti, tidak singkong, atau mengapa harus gandum, padahal sorgum bisa dimanfaatkan, itu adalah refleksi etis lebih jauh mengapa seseorang harus melakukan ini dan tidak itu.
7. Lalu, mengapa banyak mahasiswa jurusan lain ingin belajar filsafat? Setiap orang akan merindukan ibu pengetahuan. Lalu, tatkala mereka bertanya, buku apa yang harus diulik untuk tahap awal? "Philosophy for Dummies" oleh Cohen.

Keterangan: gambar adalah hiasan belaka.

 

Wednesday, August 24, 2022

Sebelum Cahaya

Apa yang akan terjadi setelah manusia memenuhi kebutuhan dan meraih kebahagiaan? Kematian. Tidak ada yang lebih pasti dari perjalanan manusia selain berakhirnya napas untuk menuju ke alam keabadian. Berita lelayu, bahasa Jawa, selalu mendatangkan sayu. Lagu Rhoma Irama berjudul Sebujur Bangkai melukiskan dengan puitis tentang hilangnya nyawa dari badan. Tiba-tiba, seorang manusia tidak lebih dari seonggok daging. Semua yang menempel padi dirinya, seperti pangkat, kedudukan, dan jabatan, lucut tanpa ampun.

Bagi saya, syiir (syair) kematian Kiai Aminullah Murad sangat menggetarkan. Baris-baris kata dalam bahasa Madura untuk pertama kali didengar tatkala bermain di sawah dulu di waktu kecil. Sayup-sayup kala itu, syiir ini diputar oleh warga yang saya tidak tahu siapakah gerangan. Sekarang, syiir ini bisa dinikmati di kanal Youtube dengan klip video suasana pemandian jenazah, pemanduan, dan penguburan seorang jenazah. Drama kematian ini begitu mencekam.  

Dalam agama, kematian dianggap sebagai wewenang Tuhan. Tidak ada kekuatan apa pun yang bisa menghalangi kehendak mutlak dari penguasa kehidupan ini. Namun demikian, ini bukan akhir perjalanan dari seorang manusia, tetapi jeda untuk menempuh keabadian. Ia akan memasuki alam akhirat, yang di sini akan menerima balasan dari apa yang dilakukan di dunia. Bagi Immanuel Kant, kehidupan akhirat adalah alasan bagi rasionalitas dari etika, yakni setiap perbuatan baik akan berbuah balasan. 

(Sumber: Koran Kabar Madura, 24 Agustus 2022). 

 

Sebelum Cahaya

Mas Kiai Faiz minta Mas Sabrang, anak sulung Cak Nun, berbagi ilmu di Universitas Nurul Jadid dalam kegiatan Kuliah Kebudayaan: Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Bersama Mas Kiai Fayyadl, Noe mengulas data, informasi, pengetahuan, wawasan (insight) dan kearifan.
Saya bilang ke Mas Sabrang saya adalah teman pamannya, Mas Faridl. Hehe Udah tua saya ya? Sebenarnya saya hanya bertemu beberapa kali dengan Faridl, yang merupakan karib dari kawan satu kos, Aziz, mahasiswa sains politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Kata kunci Mas Sabrang adalah komunikasi, dan Mas Kiai Fayyadl adalah empati. Keduanya menekankan kemanfaatan dalam tindakan kita pada liyan. Apa yang menyentuh dari cara kuliah kebudayaan? Panitia memutar lagu Sebelum Cahaya tatkala Noe menerima kenangan dari UNUJA. Lalu, setelah cahaya apa, Mas Sabrang? Saya fana. Untuk lebih jauh mengikuti perbincangan ini, Anda bisa menjelajahi rekamannnya di sini: (37) KULIAH KEBUDAYAAN "MERDEKA BELAJAR, BELAJAR MERDEKA" - YouTube.

 

Tuesday, August 23, 2022

Warung

Saya merasa cukup dengan lagu Duta. Biyya nenikmati lagu Psy Happier. Si ibu membaca Noval Noah Harari. Zumi bermain di tempat permainan.
Setelah kesenangan dan kehormatan, kita akan merenung sebagai kegiatan puncak. Dengan menyesap kopi, saya merasa kenikmatan di lidah dan mendapat tempat karena duduk di sini. Tetapi untuk apa?

Sejatinya untuk rehat. Di hari itu, kami berjalan kaki cukup jauh dari lokasi perarakan karnaval tujuhbelasan sekabupaten Probolinggo. Di sini, saya menarik napas dan sempat memijatkan kaki pada Firman di depan Diva. Anak lulusan SMP ini mengurut kaki saya dengan kuat. Warung itu mencerminkan falsafah Jawa bahwa hidup ini sekadar mampir minum.

 

Sunday, August 21, 2022

Refleksi Kemerdekaan


Dalam malam refleksi kemerdekaan, saya merekomendasikan dua buku ini pada mahasantri Ibn 'Arabi. Sebelumnya, saya menyampaikan tafsir terhadap Trilogi dan Pancakesadaran dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Pada bab kedua, Tan Malaka berbicara tentang kemerdekaan. Dalam kitab Falsafah al-Fiqh: Dirasah fi al-Asas al-Manhajiyyah li al-fiqh al-Islam, kita bisa memahami pentingnya filsafat fikih menurut Mahmud Musthafawi. Di sini, penulis juga merujuk pada gagasan filsuf, seperti Jean Paul Sartre dan Levi Strauss.

Baru merdeka bila kita keluar dari batas-batas dua buku itu, karena keduanya berada dalam konteks dan situasinya sendiri.

Saturday, August 20, 2022

Merayakan Kemerdekaan

Pada tanggal 17 Agustus 2022, saya dan warga pondok mengikuti upacara bendera dengan khidmat.
Setelah upacara memperingati Hari Kemerdekaan, persembahan "barongan" membetot perhatian semua lapisan, dari murid MI, guru, dosen, dan warga. Mengapa? Atraktif! Apalagi, kisah dramatik disisipkan di antara pertarungan dua singa putih dan satu singa hitam. Di bawah terik matahari, peserta upacara mendekat kembali.
Sejatinya, kita sedang berada di pasar simbol. Siapa yang berkuasa menentukan jalan cerita? Lagu Hari Merdeka H Mutahar dibawakan oleh santri dengan langgam qasidah yang diiringi hadrah. Dasar kadrun! Saya tenggelam di sini.

 

Friday, August 19, 2022

Kenangan


 Di balik sampul kaset ini tertulis 3 September 2004. Meskipun telah memasuki usia bertahun-tahun, ia masih dalam keadaan baik, tak seperti kaset-kaset lain seusianya yang dihinggapi jamur. 

Takbiran yang dilantunkan Rhoma Irama menyeret saya pada masa kecil ketika Masjid Langgundi, di kampung halaman, memutarnya. Setahu saya, Hanya Bang Haji yang bertakbir sambil menyelipkan terjemahannya dengan nada puitik melalui pengeras suara berjenama TOA masjid yang sudah berumur ratusan tahun itu.

Tentu, selepas itu, bersama kumpulan Soneta, pelantun 'Pesta Mesti Berakhir' tersebut menyanyikan lagu lebaran: jiwa baru, pakaian baru, miskin kaya sama-sama bergembira, zakat fitrah dan harta, makan minum tidak berlebihan, berbahagialah namun dalam iman, jangan buka pintu setan, lalu saling bermaaf-maafan. Lirik ini masih sesuai dengan kehidupan hari ini. 

Thursday, August 18, 2022

Layar Tancap

Semalam, kami menonton layar tancap di lapangan kampung. Darah Garuda, kata Biyya, adalah fiksi sejarah. Murid penyuka Billie Eilish tersebut merespons Zumi, bahwa kita harus berbincang daripada berperang! Maklum, si adik tampak bersemangat tatkala menggunakan tangan sebagai senjata untuk mendor dalam perjalanan pulang.
Zumi riang. Teman-tenannya juga gembira. Mereka bertepuk tangan tatkala Marius berhasil menerbangkan pesawat curian. Sekali lagi, saya merasa merdeka bila karut-marut asuransi AJB Bumiputera diselesaikan. Kecuali penguasa mengangkat bendera putih, saya ikhlaskan saja uang yang tidak seberapa itu!

Karena tidur terlamat, Zumi bangun terlambat. Sementara, si kakak sudah biasa bangun pagi karena ia bersembahyang subuh. Keduanya akhirnya akan belajar cara mengatur waktu sebagai kunci untuk menyesuaikan dengan kegiatan rutin dan suka rela.

Wednesday, August 17, 2022

Refleksi Tujuhbelasan

 

Mengapa perenungan berada di kedudukan tertinggi dalam keberadaan manusia? Ini terkait dengan padangan Aristoteles.
Ia memeriksa kembali kesenangan dan kehormatan. Boleh jadi keduanya tak diuji dengan saksama. Bila menunda, kita hendak merengkuh keseronokan dan kekuasaan yang jauh lebih murni.
Tetapi, khalayak berpikir bagaimana memenuhi kenikmatan. Kaum bijak pandai akan memastikan agar orang ramai makan, berteduh, dan berhibur. Kaum agamawan seeloknya menjadikan mimbar sbg tempat menyanpaikan kisah kegembiraan. Kaum filsuf bersedia menggeser diksi agar mudah dimengerti.
Setelah mati, setiap individu akan ditinggalkan, bahkan oleh orang paking dekat. Kalaupun diingat, itu dilakukan untuk penggalangan dukungan politik. Kehidupan riuh rendah terkait politik identitas dalam sejatinya terkait dengan kepala yang kosong dan berisi buku. Kita hanya perlu mendorong orang untuk membaca agar bisa mencerna.

Tuesday, August 16, 2022

Amin Mudzakkir dan Nancy Fraser

Kapitalisme dan kesetaraan jantina (gender) berasal dari alam pikiran Barat, yang salah satu penganggitnya adalah Nancy Fraser. Kita harus mengakuinya sebagai sosok yang kritis, karena menyoal hakikat dari pembebasan terhadap perempuan.
Saran Bang Haji dalam Modern, saringlah dulu apa yang datangnya dari Barat, jangan asal telan. Sang penulis, Mas Amin, jelas berjarak. Distansiasi dan apropriasi bekerja.
Malam ini, saya memulai mendarasnya sambil menikmati lagu dangdut dari radio berjenama Tens, buatan Semarang. Secawan kopi panas akan membantu mata membelalak.

 

Monday, August 15, 2022

Makna


Buku di atas lebih mudah daripada tulisan yang di bawah. Mengapa? Karena karya Thomas E Wartemberg disusun untuk pemula. Namun, betapapun Being and Nothingness susah dikunyah, tetapi hidup penulisnya renyah. Suami Bu de Beauvoir ini suka nongkrong di cafe sambil merokok seraya memikirkan makna hidup di tengah peperangan berkecamuk di Eropa.

Makna adalah lawan dari celaru atau absurd. Secara teleologi, kita punya tujuan hidup sehingga kehadiran kita tidak sia-sia. Bagaimana cara memulainya? Menikmati kopi di kafe yang juga menyediakan suguhan diskusi, pengajian, dan Wifi yang deras. 

Setelah itu, setiap orang akan pulang dari pesta di atas. Ia akan menubuh dan menjiwai hidupnya yang sunyi. Di sini, ia bisa menjaga jarak dengan kenyataan yang telah ditempelkan begitu banyak tanda, yang mungkin suka-suka. Faktisitas itu adalah kenyataan yang dilekatkan, yang juga turut mewarnai pikiran dan perasaan manusia. Semakin jauh pergi, semakin kuat ia membayangi langkah pencari. 

Sunday, August 14, 2022

Bulan dan Makna


 Bukit Kachi (14 Agustus 2016)


1.41 pagi. Dari tingkap ini, saya menikmati bulan yang sebentar lagi akan bertengger di atas bukit.

Paiton (14 Agustus 2022)

Itulah sepotong kenangan. Sama tadi saya melihat bulan di balik pohon jati di sebelah rumah Pak Sofi. Bersama istri, saya berjalan pagi.

Bulan hadir di banyak tempat. Makna bagi saya tentu berbeda, tetapi tetap menyisakan perenungan lebih jauh bagi semua, untuk apa kita berada di sini dan sana, bila semua adalah ruang untuk mengada. Adaan seperti apa yang kita bayangkan sebagai pengadaan yang otentik.

Dua hari lalu, Zumi berteriak, mami, ada bulan mau keluar dari balik gunung. Ya, sehabis magrib planet ini keluar perlahan dari peraduannya. Tak seperti kecil kita dulu, kini rembulan lewat begitu saja. Sementara, kita dulu bermain bola di bawah sinarannya. Gawai telah merampas hidup generasi Alpa.

Dunia lain

Belum ada catatan.

Saturday, August 13, 2022

Budaya "Arab", Memangnya Kenapa?

Tulisan Mas Najib Burhani tentang identitas Arab sangat menarik. Terutama, ia terkait dengan cetusannya tentang kecenderungan orang Madura yang ingin meniru Arab dalam berpakian, bermusik dan "beribadat".
Betul. Saya adalah orang Madura yang pernah memakai jubah tatkala berkhotbah pada salat id di Konsulat RI Pulau Pinang dulu. Saya begitu menikmati Fairuz, biduanita Libanon yang Kristen itu, melalui nomor "Habbaytak bi al-Shaif", dan tentu saja merasakan fana tatkala mendengar hadrah versi Ahmad bin Ta'lab. Damn it! Hehe, biar kayak anak Jaksel.
Tak hanya itu, nama-nama anak saya berbahasa Arab. Lebih jauh, banyak kosa kata Madura yang menyerap lema bahasa rumpun semitik ini, seperti makmur, adil, dan amal. Tentu, secara fonologis, pengucapan adil tidak sama dengan lidah Arab dan Melayu. Adil be'en, Cong! Marga rowah semmak ka taqwa!
Yang mengesankan, intro dari nyanyian itu menjadi pembuka untuk azan yang diputar oleh radio Kedah FM, Semenanjung. Ah, batas-batas apa yang hendak kita soal? Batas-batas apa yang kita hendak tegakkan bila menjadi Indonesia harus Jawa? Haha Tak percaya? Tanya ama Mbak Dian Sastro!
Sshabat, nikmati lagu ini, https://www.youtube.com/watch?v=TPujSyd1EUk agar sejati!

 

Thursday, August 11, 2022

Otoritarianisme: Keras dan Lunak


 Umayyah memobilsasi ulama dan penyair untuk memberikan pembelaan pada doktrin takdir. Kehendak bebas dianggap melawan tafsir resmi terhadap ajaran (hlm. 29)

Kelompok qadari dianggap sebagai penghasut untuk munculnya sebuah tatanan politik baru. Sepertinya, kekuasaan hari ini di dunia memiliki gaya yang sama, otoritarianisme, baik keras maupun lunak.

Atas dasar inilah, kelompok-kelompok sipil harus memberi suara pada mereka yang dibungkam. Ini dapat dilakukan bila grup penekan ini mandiri secara ekonomi dan politik.

Tuesday, August 09, 2022

Tadabbur Alam

Setiap mengantar anak ke sekolah, saya selalu menikmati pemandangan alam ini. Sepulang dari BP, saya akan berhenti sejenak untuk mengambil foto ini.
Keindahan itu hadir tatkala kita berjarak. Bila dekat, ia adalah benda berupa batu, air, langit, kabut, dan pohon. Dalam imajinasi, ia seperti mozaik. Apik.

Saya melihat dari dekat kaum tani yang menyiram tembakau atau menyiangi rumput yang tumbuh di sekitar jagung. Saya tak tahu apakah mereka kenal Pak Moel, yang mendaku panglima tani itu?




 

Guru

Semalam, Biyya bercerita bahwa Cikgu GullyLee ガレリヌードス selalu mendatangkan keriangan bagi murid-muridnya di kelas. Sementara, Mr Charlie adalah guru lain, yang menemani anak-anak untuk belajar Filsafat melalui Philosophy Club sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
Guru-guru yang baik dan berkomitmen selalu mengilhamkan untuk senantiasa menyemangati murid-muridnya. Lalu, bagaimana dengan Zumi? Ia menghormati ustazahnya. Tatkala bertemu di jalan, ia tampak bersikap hormat.

Anak-anak akan belajar untuk mengingat para gurunya dengan baik. Sementara, di perguruan tinggi, saya menekankan kesetaraan agar perbincangan berlangsung secara otentik. Tanpa ini, pembelajaran akan berlangsung membosankan.

 

Monday, August 08, 2022

Memeriksa Karya

Di kelas, saya berusaha untuk bercerita dengan bahasa yang jelas dan lugas. Meskipun demikian, ada istilah-istilah teknis yang memang perlu penjelasan lebih panjang dan "rumit". Tetapi, puncak tertinggi dari pengetahuan adalah kepahaman orang banyak terhadap sebuah ungkapan.
Maklum, kadang hal ilmiah acapkali dikaitkan dengan kutipan kata asing, ungkapan yang rumit, dan petikan kata orang pintar. Lema asing memang tidak bisa dihindari karena ia adalah kata khusus yang memiliki makna khas, seperti n-z-l terkait kitab suci, yang tetap diserap ada padanya, meskipun di dalam Bahasa inggris dipadankan dengan sent down.
Dengan karya ini, saya memeriksa kembali apa yang ditulis juga mencerminkan kehendak yang sama. Setelah ditulis dalam tesis, ia akan mengalami penyesuaian tatkala dibuah menjadi buku.

 

Saturday, August 06, 2022

Ular Tangga


Permainan Ular Tangga di tengah malam sejatinya tentang hidup. Nasib bukan semudah bermain dadu, tetapi acapkali naik (tangga) dan turun (ular) itu andaian kerumunan. Toh, setelah di angka 100, kita akan memulainya dari 1. Tragedi Sisyphus!

Facebook mengingatkan saya kejadian enam tahun lalu. Kami memainkannya di rumah asrama SME Bank UUM. Jawabannya sama bila kita ditanya hendak ke mana kita? Tujuan di sana. Masalahnya adalah terminal itu hanya menjadi tempat kita untuk turun, yang mungkin hanya untuk sekadar transit. Kalaupun kita berhenti untuk tinggal, di sini kita juga menemukan jalan hidup naik dan turun karena keseharian adalah kesigapan menggunakan tungkai untuk berjalan. 

Nah, selagi bisa menggunakan kaki, mari kita nikmati udara pagi. Karena dalam keadaan bebas di bawah kolong langit, kita bisa menatap biru dengan jernih dan hijau tanpa galau. Tadi pagi, saya berjalan bersama istri menikmati udara segar. Mari reguk oksigen selagi gratis (naik). Sebab, kita tak tahu, mungkin pada masa yang akan datang, kita harus membelinya seperti air mineral dalam botol itu (turun). 

Friday, August 05, 2022

Teman dan Cawan

Seorang teman berkirim gambar dari sebuah kafe di Yogyakarta kemarin. Ini tak jauh beda dengan suasana warung Mak Remoh, almarhumah, di kampung.

Cangkir buatan China dan goreng pisang adalah petanda dari hubungan kami dgn Tirai Bambu terpatri sejak dulu dan kudapan itu adalah selera lokal. Ketika sakit, saya minta ibu untuk membuatkan panganan ini.

Kita belum beranjak dari kebiasaan lama, bersemeja dengan rekan sambil menikmati kopi. Sayang, kini saya tak bisa melakukannya lagi. Setelah berhenti merokok, saya merasakan siksaan berada dalam ruangan yang dipenuhi kepulan asap tembakau.
 

Buku, Kaus, dan Teman


 Mas Amin Mudzakkir, terima kasih atas kiriman kaus "Ekonomi Hijau, Pemulihan Cepat". Foto ini dibuat untuk keperluan gaya-gayaan agar tampak menjadi kulat, sebutan ulat di Semenanjung, buku.

Ternyata, menjalani hobi, semisal membaca, merupakan kebosanan aktif, kata Milan Kundera. Oksimoronkah?

Kalaupun pergi ke Kitoz adalah pengulangan, tetapi untuk pertama kali saya nongkrong di sini dengan memakai kaos, sebutan orang kampung saya, BRIN dan berangkat sesudah magrib.

Air berbeda menyentuh kaki kita tatkala berdiri di titik yang sama di sebuah sungai. Pak Mushafi Miftah mau ngobrol A Philosophy of Boredom di warung di atas? Biar Anda tidak jemu menguliti isu hukum. 

Untuk mengelak kebosanan ini, manusia mengurangi segala sesuatu terkait hiburan, dan melarikan diri pada pelbagai bentuk mistisisme (hlm. 63).

Keluarga Kelantan

Kemarin, dua anak ini mendapatkan surat dari Atif dan Alya, cucu Cikgu Rahim, keluarga kami di Kelantan Malaysia. Biyya begitu teruja menerima ucapan dari dua anak yang menjadi bagian dari kehidupan kami ketika tinggal di Semenanjung.
Dulu, Zumi menerima kehadiran keluarga Cikgu tatkala baru lahir. Kami mencatatnya dengan baik dalam ingatan. Sekali waktu, kami mengunjungi rumah dan menginap di rumah keluarga
hebat
ini. Ya, ari-ari Zumi ditanam di depan rumah kami di Jitra, tempat kelahiran Kassim Ahmad.
dr Ady dan Dr Sri, kami akan melawat negeri Cik Siti Wan Kembang agar silaturahmi senantiasa terawat. Betapa menyenangkan kami menyusuri jalan-jalan, tepi sungai, pusat kerajinan wayang, dan melihat Golok dari seberang. Tak lupa, kami pernah melihat lautan China selatan di sini, di pantai PCB.
 

Jilbab dan Adab

Kami pernah mengajak Biyya untuk mencari sekolahan. Dengan memberikan kepercayaan untuk memilih sendiri, ia belajar untuk membuat keputusan. Salah satu pengurus sekolah yang kami datangi menunjukkan raut muka tidak simpatik karena anak perempuan kami tidak memakai jilbab. Kami mencoret lembaga ini serta merta. Tidak ada kecocokan. Itu saja.

Tetapi, kala itu kami tidak mengumumkan agar sekolah tersebut ditutup dan menyeru pada khalayak untuk tidak belajar di lembaga serupa. Apalagi, kami mengaitkan dengan partai politik yang menaunginya. Boleh jadi, orang itu saja yang tidak dewasa dan matang.
Kini, Biyya memakai jilbab ke sekolah. Dulu, ia menggunakannya di UUM IS atas pilihan sendiri tatkala duduk di kelas 4. Kami pun terkejut. Mengapa? Kata guru agamanya, pahala akan didapat dengan menutup aurat. Do you know what "pahala" is? Something good from God.
Kami tidak perlu drama soal ini. Kesadaran beragama itu muncul dari prilaku sehari-hari dalam bentuk peduli, hormat, dan "welas asih". Tuhan tidak menciptakan kita dalam keadaan memakai pakaian.

Thursday, August 04, 2022

Sosialisasi Pemilu

Saya pikir kata sosialisasi itu proses menjadikan kita sosialis. Ternyata tidak. Saya mendengar paparan anggota DPR, Amin, dan KIPP, Jojo, tentang pemilihan umum dan integrasi bangsa.

Tantangan pemilu 2024 adalah keserentakan, berita bohong (auta), politik identitas, politik uang, dan bencana alam. Kata Jojo, pembuktian pembelian suara sangat sulit dilakukan.
Tadi, ada peserta yang bertanya tentang pemutakhiran data. Maklum, ada orang mati yang masih terdaftar sebagai pemilih. Peliknya, ia bisa mencoblos.
Saya sendiri golput untuk pemilihan presiden selagi ambang batas 20 persen masih diberlakukan. Khalas.

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...