Saturday, December 31, 2022

Canai Pajarakan

Tanggal 27 Desember, secara tidak sengaja saya melihat warung roti canai dalam perjalanan dari MTsN 2 ke rumah. Dengan membungkus 4 roti kosong, saya pulang dengan riang. Biyya dan Zumi gembira alang kepalang.
Pada 28 Desember, saya mampir lagi untuk menikmati segelas teh tarik dan sepinggan canai. Sayang, saya tidak bisa memutar Sinar FM secara streaming sebab kakak Ali, Mas Heri, berkaraoke Yang dan Bebas Rhoma Irama. Kali ini, saya membungkus 5 keping lagi untuk anak dengan dua teh ais tetapi tidak "ikat tepi".
Bang Ali bercerita banyak tentang pengalamannya selama 17 tahun di Semenanjung, dari Sungai Buluh hingga Teluk Intan. Dengan mendengar, saya belajar bahwa jika ingin kaya Anda harus berniaga.

 

Friday, December 30, 2022

Cak Nun

Penanggalan Maiyah menempel di dinding warung pecel Madiun Paiton. Ada kutipan kata Ayah Sabrang di samping foto penulis kelahiran Jombang.
Sebagian potongan ucapannya beredar di banyak media sosial. Kami mengenalnya sejak Aliyah, apalagi ia pernah diundang ke pondok. Saya pernah mendengar wejangannya di UIN Suka, Wanitama, dan bahkan di rumahnya, Bantul.
Di masa tuanya, ia masih menyampaikan pesan. Melalui JTV setiap hari pukul 4 sore, kita bisa menontonnya untuk meraup pesan. Kekuatan kata-katanya mendorong pemirsa untuk berpikir. Tidak mudah memilih kata agar khalayak mengaut makna.

 

Wednesday, December 28, 2022

Mencari Arti

Saya membeli buku ini dari lapak yang digelar oleh mahasiswa di gazebo kampus. Bagus, cari duit dari niaga untuk turun ke jalan!
Bila diingatkan, kita tidak akan lupa bahwa manusia memiliki makna yang sama dalam memahami tanda yang ada dalam mimpi, dongeng, dan mitos.
Bila orang mati hadir dalam mimpi kita, apa sebenarnya kenyataan? Mimpi menyodorkan dunia ciptaan kita, di mana ruang dan waktu mati kutu.
Mengapa bila bermimpi kehadiran alm Kiai Ahmad Basyir, Annuqayah, meskipun beliau diam, saya merasa tentram? Karena saya memahami ada pesan yang selalu diulang untuk berjemaah dan membaca Alquran. Lebih jauh, saya memahami bahwa hidup itu tertanggungkan bila kita bersama dgn orang lain dan membaca untuk membuka jendela dunia.
Sejauh apapun keluar dari ruang dan waktu, semuanya ada di kepala. Bila diurus dengan baik, anggota tubuh lain tabik.

 

Media Sosial dan Kejumudan


 1. Kita terdedah pada banyak hal di media sosial, tetapi susah menemukan kejernihan. Belum lagi, notifikasi seringkali mengajak penggunaan untuk berpindah dari satu ruang ke ruang lain.


2. Berada di belantara dunia maya, kita berada di tengah kemacetan. Seseorang hakikatnya tidak pergi ke mana-mana, meskipun ia seakan-akan berselancar. Sebab, ia duduk di tempat sambil memelototi layar. 

3. Saya lihat, orang tampak khusyuk di depan layar gawai, ternyata mereka berlari ke sana ke mari. Belum lagi, ia berbicara isu A dengan B di grup C, ia segera pindah ke soal lain dengan D di grup E. Apa boleh buat?

4. Tetapi, kata mitra grup WA, Mas Khatim, 1, 2. dan 3 perlu diuji. Buku bukan ide mutlak. Tentu, ini bentuk penolakan pada kebenaran tunggal. 

Sumber: Erich Fromm, Bahasa yang Terlupakan: Pengantar Tafsir Mimpi, Dongeng dan Mitos. 

Roti Canai

Saya mengutip status istri di akun Facebooknya. 

3 tahun di Paiton, akhirnya BnZ menemukan makanan yang mereka rindukan, roti chanai kuah kari. BnZ sangat bahagia karena rasa roti chanai dan kuah kari ini persis seperti rasa di Malaysia, bahkan tekstur juga sama persis. Maklum, penjualnya 17 tahun tinggal di negeri jiran. Terima kasih Ayah @ahmadsahidah

Hari ini, saya kembali lagi menemui Bang Ali, penjual dan pembuat roti canai ini. Ia cukup terampil memutar bahan tepung itu di udara. Malah, saya sempat menikmatinya dengan teh tarik sambil menunggu 5 roti kosong dan dua es teh tarik. Warung ini terletak di Pajarakan, tidak jauh dari MAN 2 Probolinggo. Di sini, saya sempat mendengar lagu Yang dan Bebas Rhoma Irama yang dibawakan oleh Mas Heri, kakak Bang Ali, melalui karaoke. 
 

Sunday, December 25, 2022

Berkah

Setelah mencuci dan memotong rumput halaman, kami bersarapan nasi jagung yang dibeli dari warung tetangga.
Sebelum merasakan roti maryam yang disajikan untuk Zumi, kurir datang. Betul-betul rezeki yang tidak terkira, saya mendapatkan buku ini dari penerbit yang dibubuhi teken penulis.
Dari judul, saya mengembara pada jejak pembacaan bahwa Alqur'an itu obat dan Filosofi Teras Manampiring. Segera, saya terbetot pada "disclaimer" penganggit bahwa ia bukan psikolog dan psikiater.
Namun, bila pertanyaannya adalah mengapa kini orang mudah cemas dan tertekan? Sebagai penulis yang memiliki latar santri dan mahasiswa S3 yang bergelut dgn hermeneutika, tentu tulisannya hendak menjawab kegundahan.
Stoikisme adalah cermin seberang yang hendak disandingkan. Ini tepat dan cermat. Di tengah ikhtiar untuk memurnikan, sejatinya persandingan hendak menyampaikan bahwa jalan pada penyembuhan terkait alam pikiran dan kesadaran.
Inilah karya yang bisa dicerna menjelang pergantian tahun untuk memeriksa apakah resolusi atau azam tentang penemuan diri berada pada alur. Keselarasan tawhid dalam hati dan pikiran adalah jalan keluar yang jitu tatkala iman telah dibatasi hanya pada kepercayaan, bukan perbuatan.
Khazanah itu dikuak. Bila paham ia menyeruak pada imam yang peduli lingkungan yang bersih. Dari kebersihan sekitar, jiwa berbinar dan berpendar pada orang lain.
Terima kasih @penerbitdivapress.

 

Laut Bercerita

Beberapa hari yang lalu, kami mampir ke Gramedia Matos, Malang. Istri Tetty Noor Aini memfoto rak buku laris. Karya Bu Leila S. ChudoriLeila S. Chudoril nangring di senarai pertama.

Warga kota dingin ini telah memilih bacaan yang tepat. Laut Bercerita bukan sekadar cerita, tetapi fakta yang ditafsirkan bahwa kekerasan oleh kekuasaan itu sangat tercela.
Bukti dari kepekaan dari warga Kera Ngalam ini adalah coretan ACAB di banyak sudut kota. Kekerasan atas nama apapun ditolak. Tabik.

Saya memberitahu sepupunya Dini Syna, Biyya telah menguliknya berkali-kali hingga sampulnya kucel. Dengan membaca karya ini, generasi baru itu tahu bahwa sejarah negeri pernah melalui kekerasan yang tidak tepermanai. Malangnya, pelaku masih malang melintang dalam perebutan kekuasaan. Anehnya lagi, korban-korbannya diam. 
 

Rapor

Sekolah Biyya menggelar seminar pola asuh. Dr Lia dari UNIPAR Jember menjelaskam empat kaidah pengasuhan. Sebelumnya, psikolog lulusan UNM tersebut menjelaskan arti remaja dan tantangannya.
Dalam sesi tanya jawab, seorang tua bertanya bagaimana sekolah mengajar kejujuran bila anak menggunakan Google untuk menjawab ujian. Orang tua lain menanyakan asesmen sekolah pada pelbagai kecerdasan anak dan model pembelajaran yang tepat. Seorang kakek minta tolong agar sang cucu didukung untuk tertib bersembahyang. Seorang ibu menyatakan apresiasi terhadap kegiatan ini.
Dari sini, hubungan sekolah, guru, dan ibu-bapak tidak melulu soal nilai rapor tetapi perkembangan moral siswa secara utuh. Pertemuan ini akan menjadi ruang agar kesatuan batin wujud bahwa rumah dan lingkungan merupakan sekolah yang lain.

 

Jum'atan

Sebelum khotbah, saya minta Zumi untuk berfoto. Awalnya, penyuka Rhoma waktu kecil ini menolak, lalu berterima dengan enggan.

Alhamdulillah, ia dan kawan-kawannya mau bersembahyang bersama. Mereka belajar tepekur dan mendengar ceramah dalam bahasa Madura. Tentu tako' dha' ka Allah sebagai terjemahan dari taqwa kepada Allah akan dipahami sesuai dengan fase perkembangan moral.

Setidaknya, mereka berhenti sejenak dari bermain. Duduk seraya tafakur adalah cara seseorang berusaha melihat ke dalam, termasuk kanak-kanak
 

Iman dan Sains


Shabbir Akhtar berhasil mendudukan integritas kitab suci sebagai warisan tanpa sikap apologetik. Bagi kita, perbincangan ilmiah berlaku seru di ruang terbatas. Dalam keseharian, Alqur'an dibaca oleh khalayak sbg obat dan rahmat.

Dari masjid Baitissalam, pagi ini, saya mendengar tadarus. Semestinya, semalam saya menghadiri khatmil Qur'an IAA di Pajarakan, tetapi batal karena sakit kepala. Alhamdulillah, kini baikan.
Lebih jauh dari itu, kitab itu adalah budi pekerti. Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak. Dengan menjadikan iman dan ibadah sebagai jalan pada Tuhan, maka kebaikan kita untuk kemanusiaan.
Atas dasar inilah, masjid Al-Muthahhirin berdampingan dengan gereja Maranatha di Paiton.

Thursday, December 22, 2022

Menjadi Manusia

Tak ada gading yang tak retak. Pribahasa Melayu ini merupakan kearifan tentang keterbatasan manusia. Bila demikian, usah congkak!
Kant menolak perkawinan antar ras karena mengunggulkan superioritas kulit putih. Padahal, pertemuan Suriah dan Amerika melahirkan Steve Jobs.
Sejatinya, kita sama. Dengan merasa berbeda, seseorang tidak lagi menjadi manusia. Dengan membaca The worst ideas of 5 great philosophers - Big Think kita bisa menelusuri kekeliruan gagasan filsuf dan dari sini kita belajar untuk menjadi manusia kembali.

 

Belajar

Saya dan Anda mungkin punya pikiran yang berbeda dengan orang kebanyakan di sekitarnya. Apa perlu dilontarkan? Pastikan situasi sebab takut disalahpahami.
Tadi, guyon sama Pak Tir. Wah, rajin subuhan di masjid? Mau nyaleg tah? Begitulah kalau kaca mata dirinya dipakai untuk menilai orang lain, tukas dekan Soshum tersebut. Kami sering bertukar humor sebab berada pada frekuensi yang sama.
Kita pun tahu bahwa kita tidak bisa berkelakar pada setiap orang. Lagi-lagi, khawatir ia dianggap menyerang atau menyinyir. Padahal, setiap orang hidup dengan benaknya. Ia melihat liyan dengan kepalanya. Pendek kata, siapa pun bertarung dengan dirinya sendiri.
Tetapi, ada orang yang sudah selesai dengan dirinya, seperti A R Fakhruddin dan Gus Dur. Tidak pelak, keduanya hidup dengan utuh, tidak mengada-ada. Dengan contoh ini, kita punya cermin.

Kami berdua akan terus belajar tentang diri, keluarga, orang lain dan masyarakat. Semakin lama, semakin mengerti.

 

Tuesday, December 20, 2022

Keluarga

Ketika kami bercengkerama, saya melihat nenek itu menikmati mie dengan gembira. Ia tampak sumringah di tengah cucu-cucunya. Di pujasera (jiran: medan selera), kita sering melihat pemandangan serupa.
Keluarga adalah rumah guci Diogenes, tempat orang merasa nyaman. Betapapun filsuf ini hidup sendirian dengan hanya memiliki satu cawan, tetapi ia perlu orang lain untuk makan.
Pendek kata, kekeluargaan bermakna luas, yakni hubungan kemanusiaan yang tidak diikat oleh batas. Bukankan keyakinan terhadap nabi Adam sebagai bapak seluruh umat menunjukkan kita adalah satu keluarga?
Untuk itu, dengan bermula dari dekat kita hendak menjangkau yang jauh.

 

Monday, December 19, 2022

Alam itu Cukup

Alam memberikan kita keindahan. Ini hadir karena pikiran dan perasaan kita nyaman dengan kehangatan pagi dan kehijauan pohon.

Dari tanahnya, kita bisa makan dan minum untuk hidup. Masa belum cukup?

Sejatinya, saya bisa menikmati pemandangan serupa di belakang kampung. Pendek kata, keindahan ada di mana-mana di negeri khatulistiwa ini. 

Laku Prihatin

Setelah memeriksa isinya, saya membeli buku yang masih terbungkus plastik. Ritual bermula dengan membuka balutan, membubuh tanda tangan dan stempel (cop) spiderman, mainan Zumi.
Mengapa Jawa? Tanya Biyya. Ayah orang Madura, bukan? Mamimu Jawa. Kita harus memahami pandangan dunia ibu yang melahirkanmu. Ia sendiri membeli buku Perang Opium oleh R F Kuang dan adiknya mengantongi mainan hotwheel.
Di tengah keseharian banyak orang terpapar pada layar, "laku prihatin" justru adalah jawaban. Saya bisa memilih kata lain untuk prilaku ini, yakni keugaharian. Sekali-kali kita terseret pada keramaian, tetapi kita sering berumah dalam kesendirian.

 

Keluarga


 Saya berkata bahwa keluarga itu rumah sejati kita. Betapa ia adalah guci di tepi pasar, yang menjadi tempat yang nyaman bagi penghuninya.

Biyya pun menambahkan bahwa keluarga itu bukan hanya kamu (you) adalah ayah, tetapi anggotanya memiliki hubungan yang dekat dan saling mengerti (know each other).
Tatkala, Dini datang, Biyya memeluk sepupunya. Meskipun Zumi menyediakan kursi untuk kakak, tetapi ia hanya bersalaman. Biarlah para sepupu ini mengungkapkan perasaannya masing-masing.
Mereka juga akan belajar bahwa hubungan kemanusiaan bermula dari kekerabatan. Bila ingin jauh, kita mesti selesai dengan yang dekat.

Pagi di Malang

 

Duduk di kursi trotoar pinggir jalan, saya melihat kehidupan. Seorang perempuan yang menyunggi wadah sate jualannya sedang berkeliling. Seorang mahasiswi berjilbab berlari pagi dan yang lain berjalan seraya mendengar musik melalui telepon genggam.
Apa betul hidup itu cuma mampir minum, sementara kita harus melakukan tirakat agar berkat (tarekat, thariqah)? Iman menampilkan paradoks atau pertentangan untuk melihat lebih jauh pesan yang menempel pada konteks.
Setelah ini, dingin hilang sebab mentari akan datang. Kita memilih kapan berada di dalam dan di luar agar cuaca bisa dialami dengan riang. Alhamdulillah, setelah merasakan hangat saya beranjak. Tak lama lagi, jalanan ini akan disesaki dengan pelbagai kendaraan.

Thursday, December 15, 2022

Pola Pikir Tumbuh

Buku ini menebalkan semangat kita untuk menemani siswa dan mahasiswa belajar. Keberhasilan mereka tidak hanya bergantung pada prestasi akademik, tetapi juga daya tahan dan usaha untuk meraih kehidupan yang kini semakin tidak jelas (ambigue), tidak pasti dan kompleks.
Bila di kelas Anda ada 2 orang yang bisa membaca teks Arab dan Inggris dari mata kuliah tidak berarti yang lain tidak mampu, tetapi mereka perlu untuk lebih tekun untuk belajar. Jika tetap sulit, mungkin mereka bisa mengikuti kelas tambahan terkait minat, semisal sesi "mindfulness", di mana seseorang bisa tenang tanpa telepon pintar.
Dengan menggeser cara melihat, ada sisi menarik dari setiap pelajar. Mau ke kampus saja, mereka sesungguhnya ingin berubah. Kecuali, dosennya asyik dengan isi kepalanya sendiri.

 

Wednesday, December 14, 2022

Negeri Sakura


 Rekan saya ini akan segera melanjutkan S3nya ke Jepang. Tentu, kami senang karena setidaknya ada beberapa kawan pengajar yang berlatarbelakang pendidikan dari Matahari Terbit.

Sebagai ahli Teknik Informatika, ia juga menyentuh isu moral dari auta (hoax). Untuk mengatasinya bukan khotbah, tetapi aplikasi. Itu artinya bahwa disiplin apa pun mengandaikan landasan etika. Malah, kutipan verbatim dari Pak Gulpi sangat filosofis. Teknologi bisa menjadi kutukan. Tak percaya? Tanya sama setan. Hehe
Selamat, Pak. Setelah Vietnam, saya ingin berkunjung ke Jepang. Kalaupun nggak jadi kenyataan, saya cukup mendengar kisah bunga Sakura dari kawan seruangan, Pak Nurhamid.

Tuesday, December 13, 2022

Sederhana

Apa bisa orang yang makmur (prosperous) bersikap sederhana? Ya, sebab kemakmuran itu adalah sebuah kondisi yang tidak mandek, berkembang, dan tidak melulu uang.
Kemakmuran itu juga berupa bakat, relasi, dan sehat. Kesederhanaan bisa dilihat dari prilaku Gusdur dan Arief Budiman. Keduanya cukup dgn dirinya tanpa beban aksesoris dan oernak-pernik yang ditempelkan untuk menarik perhatian. Kekuatannya pada keaslian tindakan, bukan pesona citraan.
Kita bisa menyimaknya lebih jauh di sini: https://kabarmadura.id/kesederhanaan. Tentu, pembaca bisa menghadirkan takrif dan contoh yang berbeda tentang makna kesederhanaan. Sebab, kata itu mudah retak.

 

Sunday, December 11, 2022

Identitas [Madura?] Itu Juga Ilusi?

Tadi, kurir JNE minta dipandu agar paket bisa dikirim ke rumah. Maklum, ia adalah pekerja pengganti. Saya  bilang gang Mekar itu menunjukkan pada toko material yang ada di sebelah kanan. 

Identitas itu ilusif adalah jelas pandangan pascamodern. Ide klasik tentang jati diri adalah pasti, sementara modern rekonstruksi sosial. Jika kedirian itu terlempar, sebenarnya cap itu bukan pilihan. 

Kenyataannya, saya yang disebut sebagai orang Madura, meskipun sehari-hari di rumah dan kampus, menggunakan bahasa Indonesia. Setidaknya, setiap malam Ahad saya menelepon ibu dalam bahasa Pulau Garam halus. Sekali-kali saya mengucapkan kata Madura di dalam kelas, seperti amal, yang jelas maknanya bisa retak. 

Untuk itu, saya Madura, saya pasca Indonesia. Kata inipun tak lebih daripada jargon. Sebab, di rumah, tanda-tanda sebagai orang Madura dan Indonesia tidak ada, selain bahasa. Tetapi, apa perlu simbol itu bila nilai-nilai keduanya telah dilaksanakan keseharian?

Keterangan: Saya membuka bungkus karya ini seraya menikmati gending Jawa.
 

Saturday, December 10, 2022

Mengurangi Penggunaan Telepon


Kolom Falsafah Harian di koran Kabar Madura dibaca oleh 2000-an pembaca. Pada Selasa yang akan datang, saya akan menulis tema "Kesederhanaan".

Sementara, saya belum bertanya apakah "Bahasa Agama" dalam edisi terbaru Majalah Tempo disimak oleh banyak pembaca. Meskipun mengulas ulikan lema, saya menyiratkan pijakan saya dalam beragama, berbangsa, dan berdunia.

Dengan angka ini, saya harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan suara pada 2024 karena kebisapilihan masih rendah. Masalahnya, apa betul khalayak menukar coblosan dengan selembar uang, sebagaimana mereka beribadah untuk mendapatkan poin?

Apa pun, kita hanya perlu membuat pilihan. Selebihnya, kata Epicurus, kekuasaan dan kemasyhuran itu kosong (empty) dan sia-sia (vain). Setidaknya, dengan membersihkan hotwheels, saya telah tidak menggunakan telepon pintar selama rapat. 

Koya Detar


Saya membaca Freud dan Ibunya membantu Zumi mengerjakan bahan lomba ke Malang. Tidak mudah mengajak si kecil untuk belajar.

Pertandingan adalah cara kita untuk mengalahkan diri sendiri. Maklum Zumi akan merasa jengkel bila kalah dalam sebuah perlombaan. Tatkala mengikuti lomba melukis di acara Big Bad Wolf, ia tampak kesal karena tidak dipanggil ke panggung.

Saya pun bercerita pernah kalah dalam pertandaingan pingpong di pondok dulu. Namun, dengan bermain tenang, kita telah membuat lawan tertekan. Ia menang tetapi tidak tenang. Mengukur diri sendiri adalah cara kita untuk mengambil posisi dalam hidup.

Sore, Buku, dan Wedang Uwuh

Fromm berbeda dengan Freud. Tantangan utama seseorang adalah bagaimana ia berhubungan dengan orang lain dalam masyarakat, bukan dorongan instingtif.
Selain itu, hubungan manusia dan masyarakat senantiasa berubah. Sementara Freud menegaskannya sebagai statis.
Teori Fromm bisa dimanfaatkan lebih jauh dalam kaitannya dengan Living Qur'an. Yasinan di masjid Ali bin Abi Talib semalam memberikan keterhubungan, kreativitas, keberakaran, kerasaidentitasan, dan kebertujuan yang perlu dipenuhi agar mental kita sehat.
Pendek kata, relasi aku-kamu-benda perlu dituntaskan agar langkah kita
mantap
. Kita perlu orientasi. Duduk di acara Yasinan memberi kita arah. Apa ini ilusi? Tidak.

 

Living Qur'an

Mereka menyimak paparan temannya tentang tradisi Jawa dan nilai Islam. Di sini, kitab suci dihayati bersama praktik masyarakat yang telah berakar lama sebelum ajaran baru datang.
Mahasiswa IAT tidak hanya memeriksa tata bahasa tetapi fenomenologi peristiwa. Kemampuan turats dan ilmu sosial berjalan serentak. Garis disiplin tidak lagi dibatasi.
Setelah itu, mereka berjemaah di musala kampus Universitas Nurul Jadid. Rutinitas ini tidak hanya berhenti pada banalitas. Manusia bukan mesin yang berjalan setelah tombol ditekan dan berhenti sesuai waktu yang telah ditentukan. Intensitas itu tidak bisa dibatasi oleh durasi.

 

Thursday, December 08, 2022

Diskusi Pagi

Biyya, kerelaan suami menjadi jalan bagi isteri untuk masuk surga. Ia menjawab, "It must be equal between husband and wife".
Equality dan equity adalah dua istilah yang berbeda dalam kebahasaan. Kesetaraan itu harus diwujudkan, tetapi kesaksamaan itu perlu ditimbang. Di rumah, istri bisa menguasai keuangan karena yang bersangkutan mengatur pengeluaran dan lebih mengetahui harga kebutuhan sehari-hari. Kekuasaan berkait erat dengan pengetahuan.
Atau, suaminya tidak perlu uang sebab dalam Filsafat Keuangan, duit itu alat tukar. Kalau barang bisa didapat tanpa dibeli, mengapa harus menyimpan doku di dompet? Bila di kantor, makan siang sudah disediakan dan kopi dihidangkan, untuk apa selembar kertas itu?
Apa pun, surga itu adalah rasa nyaman. Neraka itu kegelisahan. Secara kiasan, mengapa ada Trouble in Paradise, sebab di mana pun hidup, setan pasti hadir. Namun percayalah, kata Rhoma Irama, ia pasti kalah.

 

Tuesday, December 06, 2022

Kiai, Santri, dan Politik


Sebagai santri senior, saya menghormati pilihan orang lain. Saya hanya berharap tidak ada pondok pesantren yang memobilisasi santri untuk mendukung bakal calon. Betapa menyedihkan, ada santri yang bahkan belum cukup umur dikerahkan untuk menyokong seseorang pada pesta demokrasi yang akan datang. 

Dengan kesadaran demikian, demokrasi sehat. Politik ini urusan duniawi, meskipun dalam kegiatannya ada zikir akbar, istighatsah, dan pengajian. 

Nilai-nilai kepesantrenan, seperti kesederhanaan, kerendahhatian, dan kepedulian bisa merembesi setiap orang dan institusi politik. Dengan keberpihakan pada prinsip, pondok sebagai lembaga pendidikan, pengkaderan, pemberdayaan akan semakin kokoh. 

Monday, December 05, 2022

Bahasa Agama


 Mengapa orang Inggris menyebut ahli kitab (dari bahasa Arab ahl al-kitab أهل الكتاب) dengan people of the book dan wahyu (dari wahy وحي) dengan revelation? Sementara kita tidak memanfaatkan kata pemilik buku dan penyingkapan untuk dua istilah tersebut?
Apa akibat penggunaan kata asal seraya mengabaikan lema sendiri dalam menghayati dan memahami konsep tersebut? Sila simak di Majalah Tempo keluaran (edisi) terbaru minggu ini (4 Desember 2022) di sini: https://majalah.tempo.co/.../bahasa-agama-dalam-bahasa....
Anda juga bisa mengikuti laporan tentang KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia), yang mengulas membumikan tafsir yang memanusikan perempuan. Pendek kata, kita akan memahami banyak kenyataan melalui analisis kebahasaan. Sebermula dari kata!

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...