Thursday, October 23, 2025

Barat dan Pesantren

Sejak kecil, saya belajar di surau, madrasah, sekolah dasar, dan kampung tempat kami tinggal. Sebenarnya saya menjalaninya apa yang diajarkan oleh ustaz dan guru tanpa harus menyoal asal-usulnya. Imajinasi saya tentang Islam itu Arab dan Barat hadir dalam poster KISS dan tentu Michael Jackson, raja pop, yang paling populer.

Kami menghapal sifat-sifat Tuhan dan menjadikannya pujian menjelang magrib dan butir-butir Pancasila, yang sumbernya adalah ideologi lokal dan Barat. Kala di pondok, saya belajar bahasa Inggris pada Rob Baedeker, sebuah pertemuan yang mengubah cara saya melihat liyan. Film TVRI Little House in the Prairie membuka horizon tentang kehidupan keluarga yang ideal dan tak mendorong untuk menolaknya sebagai strategi kebudayaan luar untuk mengguncang moralitas kami.

Di masa kuliah, kekuatan pesona Barat begitu kuat di tengah semakin kerasnya pada dogmatisme agama. Potongan filsuf dikunyah tanpa harus membacanya pikirannya hingga tuntas. Dengan menulis gagasan Ibn 'Arabi, Robert N Bellah, dan akhirnya Toshihiko Izutsu, saya pikir batas-batas pesantren dan Barat layaknya mozaik.

Ketika menikmati Ben Michael Jackson dan Habbaytak Fairuz, saya tidak lagi dipenjara oleh asal, tetapi melihatnya sebagai karya yang mengajak kita untuk hidup bersama dan penantian dengan kesabaran. Aha! Apa ini pengaruh Ahmad Wahib, yang kata Paman Faridl Rusydie, kita mewahib untuk menyelami gagasannya dalam keseharian.

Lalu, kami pun bicara dekolonisasi pengetahuan di program S3 Universitas Nurul Jadid - UNUJA, yang membuka kemungkinan cara melihat sesuatu secara berbeda tentang banyak hal. Pak Ferry Hidayat serta merta menyodorkan pemikiran lokal untuk membayangkan teori dan penerapannya dalam mencandra struktur masyarakat. Mas Kiai Fayyadl masih belum melihat sebuah mazhab Tanjung akan lahir karena belum memenuhi prasyarat untuk lahirnya pertembungan pemikiran di Paiton.

Tadi, saya dan Kiai Imdad membahas apa epistemologi Pesantren yang mungkin dihadirkan sebagai pondasi berpikir? Saya pun menimpali bahwa kala mengaji kitab Syarh al-Hikam, lulusan Universitas Ibn Khaldun ini menyebut sumber pengetahuan adalah penglihatan (bashar), pendengaran (sama') dan hati (fuad). Tentu, sebagai penjelasan singkat dalam sebuah pengajian kitab, pernyataan ini perlu uraian lebih terperinci bila hendak membangun teori pengetahuan pesantren.
 

Wednesday, October 22, 2025

Liburan


Saya rebahan di kursi panjang ruang tamu sambil mendengar radio. Ternyata, rasa nyaman itu adalah puncak dari pencarian, yang bentuknya pelbagai.


Aneh, banyak orang pergi ke puncak di hari cuti yang macet. Mengapa orang harus keluar dari rumah, padahal dari sini kita bisa melemparkan khalayan. Aku Cinta Padamu dendangan Sheila Majid menjadikan ruang ini sesuai imajinasi. Bila hendak seperti kafe, saya akan menyeduh kopi. Kala ingin di tepi pantai, saya pejamkan mata seraya menghadirkan laut tak jauh dari rumah. Dari teras, kami bisa memandangi gunung Lamong.

Mengapa orang pergi, sebab ia bosan dan hendak merasai hal baru. Padahal, bayangkan saja Heraklitos, air di sungai yang menyentuh kaki kita tak pernah sama. Kita tetap dan berubah sekaligus. Dengan hanya menarik napas dalam-dalam, keterulangan itu abadi yang menyenangkan, sebenarnya.

Sebentar lagi, saya akan menjemput istri di sekolah. Meskipun melalui jalan yang sama, tapi detikan peristiwa selalu mendatangkan kejutan. Truk yang berbeda dengan tulisan di badannya senantisa memberikan kesenangan. Kemarin, saya membaca bila ada niat, pasti ada jalan. Jika tidak, selalu ada alasan. Kendaraan bernomor T 87.. EE. Ada bulatan terbaca Ngapak Raya. Komunitas Banyumas. Di tengahnya, tertulis pusat dengan gambar Semar.

Tuesday, October 21, 2025

Damai

Buku-buku ini dipinjam dari perpustakaan Universitas Nurul Jadid - UNUJA. Even Europe may not face a secular future, with Christianity growing modestly and Islam growing exponentially (hlm. x) adalah potongan dari anggitan Timothy Keller dalam The Reason for God.

Agama tetap hidup di tengah tantangan modernitas, yang dianggap era yang akan meniup sangkakala kematiannya. Namun, kita tentu tidak hendak menyalakannya dengan semata-mata formalitas, tetapi juga substansialitas.

Akhirnya, apa pun pijakan moral kita, apakah agama atau sekuler, keduanya bisa berjumpa dalam keseharian. Kala saya menemukan kedamaian dalam kegiatan Yasinan, teman baik saya sedang menikmati secawan kopi di tepi sungai Rhein. Ia sedang menjenguk anaknya yang sekolah di negeri penghasil BMW itu.

Damai itu diciptakan, dihadirkan, dan dibayangkan. Ruang dan waktu adalah netral, kita lah yang memberikan makna.

Sunday, October 19, 2025

Aksi Aliansi Santri

Setidaknya tuntutan Aliansi Santri se-Probolinggo yang saya perhatikan adalah Chairul Tanjung diundang ke pondok untuk silaturahmi pada kiai dan TRANS7 menyiarkan program Khazanah Pesantren yang menggambarkan suasana pondok pada umumnya.
Setelah aksi, santri membersihkan halaman DPRD dari sampah. Iman itu mewujud pada penolakan pada kekotoran. Peserta pulang dengan tertib. Tidak ada hujatan, kata-kata kasar, apalagi sumpah serapah. Korlap mengingatkan santri untuk tidak terpancing provokasi.
Jadi, Xpose Uncensored dipandang sebagai ketelodoran berat pekerja media. Etika jurnalisme ditabrak tanpa peduli adab dan norma ketimuran. Kini, setiap santri kembali merawat akhlak dan mengaji untuk menjadi manusia sejati. Individu autentik itu hidup dengan pikirannya dan berterima pada kebedaan.

 

Diskusi Publik

Saya hadir sebagai wujud dari kehendak untuk mendengar para mahasiswa yang tinggal di pondok mahasiswa Ibn 'Arabi. Nama terakhir sangat dekat secara emosional, karena saya menulis telaah pemikiran teodisi penulis Futuhat al-Makkiyah tersebut. 

Apa yang dibahas? Dialog Kritis dan Konstruktif: Penguatan Nilai-Nilai Kepemimpinan. Kegiatan ini melengkapi pengajian kitab yang secara rutin digelar di tempat yang sama. Pendek kata, mahasiswa bergiat secara serius untuk mengokohkan kedudukan istimewanya sebagai kekuatan sosial dan politik yang khas. 

Secara sosial, mereka menelaah turats untuk menyelaraskan pesan kitab dengan tantangan masyarakatnya dan mengkaji isu-isu terkini untuk merespons kebijakan. Pada gilirannya, mereka lah yang akan menggantikan posisi para agamawan dan pemegang kekuasaan.

 

Saturday, October 18, 2025

Aksi Massa

Saya tak minum kopi di dini hari, tetapi teh Gopek. Ia bukan sekadar hangat, tetapi juga nikmat. Dari masjid Baitussalam, surah al-Anfal dikumandangkan. Sebentar lagi subuh.

Aksi massa adalah kekuatan di luar parlemen. Sebab, kata Iwan Fals, mereka yang berada di rumah itu tak lagi bisa dipercaya, itulah mengapa politik alternatif perlu hadir. Tanpa tekanan, mereka akan mengelola persetujuan khalayak bahwa negeri ini baik-baik saja. Padahal, barusan saya lihat, di luar gelap.

Penguasa tentu hidup di istana dengan lampu yang berlimpah. Biasanya mereka tidak akan melihat kegelapan kalau tidak turun langsung ke lapangan dan melihat keadaan secara langsung. Kalau pun turun ke bawah, para hulubalang telah mengondisikan keadaan. 
 

Friday, October 17, 2025

Radio

Pertama kali saya tahu radio Bromo FM ini adalah kala mengikuti kegiatan Majlis Ulama Indonesia Kabupaten di gedung Islamic Centre. Saya sempat duduk di bangku depan ruang siar. Stasiun radio ini berdekatan dengan kantor MUI.
Pagi ini, saya mengisi program siniar bedah buku Falsafah Harian: Seni Memahami Hidup Sehari-Hari yang disiarkan secara langsung melalui Instagram. Saya tegaskan bahwa kita harus menciptakan pendengar, bukan siapa yang mau menguping siaran rong-corong. Bagaimanapun, siapa pun bisa menikmati lagu dan mendengarkan informasi sambil mengerjakan aktivitas sehari-hari, seperti memasak, mencuci, dan menyapu.
Saya acapkali menulis kolom Kabar Madura sambil mendengarkan musik mancanegara Bromo FM melalui radio Tens, buatan Semarang, atau streaming Sinar FM Kuala Lumpur. Ketika mendengar lagu yang disuka tanpa "request", saya merasa mendapatkan rezeki tanpa terduga.
Dibandingkan berselancar di gawai, mendengar radio jauh lebih produktif, karena kita bisa mengerjakan aktivitas lain. Dengan memasang radio di teras, saya bisa menggunting rumput seraya mendengar ceramah agama dan lagu.
 

Thursday, October 16, 2025

Belajar di Pondok

Lagu Laila Sé Manis meneguhkan bahwa Madura itu sangat akrab dengan budaya Arab. Mengapa tidak berjenis lagu seperti Saronen, Kejhung, dll? Apa pun, ini soal serapan pada liyan. Betapa pun bergenre gambus dengan penggunaan Bahasa Madura, kita telah menggeser kode. Talkah itu lema yang tidak ada padanannya dalam bahasa lain.

Saya sendiri merasakan bahwa syiir, sebutan syair dalam bahasa kami, oleh Kiai Aminullah Murad itu sangat menggetarkan. Mengapa? Ia seturut dengan bahasa Ibu yang digunakan secara utuh, baik jiwa dan raga. Tidak hanya itu, penggambaran kematian secara nyata sangat dekat dengan tradisi. Hakikatnya, hidup itu menuju mati. Mengapa? Kata kiai, agar kita hati-hati.
Kematian, ungkap Heidegger, memaksa kita untuk memilih. Karena waktu terbatas, kita dipaksa untuk membuat pilihan yang bermakna. Kita tidak bisa terus-menerus menunda-nunda atau hidup berdasarkan asa orang lain. Namun, saya menundanya karena menimbang harapan orang tua. Lagi pula, pilihan itu adalah soal penghayatan terhadap sesuatu yang dapat dilakukan secara bersama.
Dulu, kala Rob Baedeker bermain ke kampung halaman, ia bermain voli dan makan seperti yang kami lakukan. Seniornya Thomas Hutchins yang juga sukarelawan dari Voluenteers in Asia memotong batang pohon dengan kapak untuk bahan kayu bakar pondok. Pendek kata, orang Amerika di tahun 90-an berprilaku sama dengan orang-orang pesantren. Kami pun tidak menyoal keyakinan dan ibadahnya.
Dari Rob, saya pertama kali menikmati Morning Has Broken Cat Stevens yang diputar melalui tape radio. Ia dijadikan media pembelajaran bahasa Inggris, di mana santri melatih kepekaan pendengaran sebutan kata asing. Kala itu Fauzi dan Mahir adalah pelajar yang jago bahasa Anglosaxon ini.
Di pondok Annuqayah saya juga aktif di Markaz al-Lughah al-'Arabiyyah bersama Haqqul Yaqin di bawah bimbingan Kiai Muhsin Amir. Di sini kami tidak hanya mengurus tata bahasa, tetapi tata organisasi. Kala itu saya bertindak sebagai bendahara. Alhamdulilah, saya belajar bahasa rumpun semitik dari Kiai Abdul Warits Ilyas. Fulus-fulus aina adalah alih bahasa dari ungkapan bahasa daerah pesse se e dhimma? Kami pun tertawa, riang.
Secara spiritual, kami terbiasa menunaikan salat jemaah yang diimami oleh Kiai Ahmad Basyir. Kami menyebutnya hadiran. Jadi, salat itu mengada. Pak Kiai selalu menekankan ketenangan, bukan kebisingan, tatkala hendak melaksanakan sembahyang. Itulah sebagai santri kami berusaha untuk menghentikan kegiatan apa saja ketika azan berkumandang. Bukankah ini panggilan Tuhan?
Tak hanya itu, Pak Kiai Basyir mengajarkan kami kebersihan. Beliau sering menyapu halaman dan jalan di depan kediaman. Andaikata putera Abdullah Sajjad tersebut meminta santri melakukannya, pasti mereka berebut. Tetapi, saya melihatnya bahwa beliau ingin memberikan contoh bahwa keasrian lingkungan kita adalah tanggung jawab bersama.
Di lain waktu, bila terdengar lagu Gambaran Cinta oleh Inka Christie, saya selalu mengingat warung gorengan, karena nyanyian ini diputar di sini. Selugu masa itu, saya paham bahwa penyanyi sedang berduka karena ditinggalkan oleh kekasihnya. Dari Pak Muqiet Arif, Pak Hafidz Syukri, dan Pak Asy'ari Khatib saya belajar memahami alegori, hiperbolik, dan lain-lain.
Simpulannya, saya belajar di pondok dan kini mengajar di lembaga yang sama. Saya melakukan hal yang sama tetapi kini dengan penghayaan yang lebih berwarna. Kala duduk merapal doa, definisi "prayer" itu tiba-tiba muncul dari ide Ludwig Wittgenstein, berdoa itu adalah berpikir tentang makna hidup. Namun, saya juga menimbang satorinya Zen, kata-kata itu raib karena pencerahan tak memerlukan tanda yang membatasi arti. Khalas.

Wednesday, October 15, 2025

Suryamentaram dan Kita

Ia berkabar bahwa orang baik itu telah memiliki karya ini. Ternyata, kunci dari keseharian adalah kemampuan mengisi waktu secara utuh, apa pun bentuk dan ungkap. Kala mengantar isteri ke tempat mengajar, saya ngoceh ke sana ke mari tentang apa yang hinggap di kepala tentang sebuah peristiwa dan istri tampak diam karena jalanan ramai.
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, menurut saya, bukan sekadar pepatah yang menegaskan pesan agar kita menyesuaikan dengan tradisi tempat kita berada, tetapi kita menghidupi apa yang dianggap kebiasaan itu dengan penuh kesadaran.

Kala mengikuti tahlilan, saya tak teralih oleh telepon dan lain-lain, malah memejamkan mata sambil tertunduk untuk merasakan kekinian, kedisinian, dan kesebeginian ala Suryamentaram. Mari belajar merasa cukup dengan apa yang ada pada diri, bila tidak, kita akan menjadi orang lain. Aneh, ada orang asing dalam pikiran dan perasaan kita!

 

Adab dan Ilmu

Sebelum mengaji kitab Syarh al-Hikam, saya membuat status dengan mengutip kalimat untuk menggagit sebuah ayat (sebutan kalimat di negara tetangga). Halaman itu dibaca sehari sebelumnya dan di hari  mengisi pengajian hari selanjutnya Kiai Mohammad Zuhri mengulang kembali kalimat tersebut. Ini seakan-akan teguran tersirat, adakah pemahaman saya perlu diperiksa ulang? Selain itu, dalam pemerhatian, banyak hal yang disinggung dalam pengajian kitab tersebut secara tepat menggambarkan apa yang saya alami. 

Saya berharap para mahasiswa S3 itu untuk masa yang akan datang bisa mengikuti kajian Lailiyyah Syahriyyah, sebuah pengajian yang betul-betul menggali pengetahuan secara autentik. Di sini, para kiai tua dan muda, ustaz, dan musyawirin mengamalkan adab al-bahts al-munazharah. Mungkin, mereka bisa menjadikannya disertasi untuk menganalisis kaidah diskusi yang sehat dan bermartabat. 

Dalam kajian ini, teks dilihat sebagai proses pemahaman terhadap etimologi, epistemologi, maksud, logika, dan kontekstuliasi. Di kajian kitab lain, adakah orang "berangasan" bisa menguatkan Islam (الفاجر يُؤيّد الإسلام)? Pernyataan ini sempat menimbulkan silang-sengketa di antara peserta pengajian. Bagaimana  agama ditegakkan oleh orang-orang yang tidak mengindahkan norma?

 

Tuesday, October 14, 2025

Cukup dalam Dirinya


Nabi Muhammad, Buddha, dan Isa menjalankan prinsip "filsafat" dalam kehidupannya sehari-hari. Dari sini, kehadiran falsafah tidak hanya menyodorkan pemikiran abstrak, tetapi mewujudkannya secara konkret. Setelah melewati kesenangan, seseorang akan merawat tujuan hidupnya yang jauh lebih sublim, tidak bergantung sesuatu di laur dirinya. Anda bisa mempraktikannya dengan bersiap ke surau dan berjalan hanya dengan memakai baju dan tidak membawa benda apa pun, seperti dompet, telepon pintar, dan lain-lain. Anda cukup membawa dirinya.

Kita tidak lagi memeriksa sumber untuk memastikan justifikasi sebuah tindakan. Bila Anda menemukan sosok yang bersahaja ia telah selesai hidupnya. Tetapi, bial ada orang yang masih bersolek dan memasang pernak-pernik untuk menaikkan derajat dirinya, ia mungkin sedang berada di fase pertama dari eksistensi manusia.
Namun demikian, saya melihat perbedaan itu adalah mozaik. Sejak dulu, manusia melakoni hidup dengan cara berbeda untuk bahagia. Lagi-lagi ia tidak sesederhana menunjukkan buku dan kopi di beranda media sosial, sebab semuanya itu harus dibeli. Tentu, keduanya seringkali hadir dalam sunyi.

Sunday, October 12, 2025

Subkultur

Sebagai subkultur, pondok adalah sebagian kecil dari kebudayaan lebih luas dari ekspresi warga. Lihat, bila Anda melihat negara ini di luar negeri, apa yang dipamerkan tentang Indonesia?

Borobudur, Bali, tarian, dan batik. Apa pernah kita melihat gambus (Arab), sarung (pakaian), dan pentas selawatan ditampilkan sebagai wajah negeri? Tidak. Kebaya dilihat lebih asli dibandingkan jilbab, padahal itu pengaruh Cina?

Kami menyadari baju koko itu berasal dari negeri Panda, songkok dari India, dan sarung sendiri berasal dari bahasa Tamil. Alangkah eklektik dgn busana tersebut kaum santri berzapin mengiringi petika aud dan lagu Wahdana Dana. Batas mudah retak. Usah menegaskan diri sambil membentak liyan!
 

Saturday, October 11, 2025

Let Live and Die

 

Saya tadi mengaji Syarh al-Hikam di musala pondok. Di halaman 38, kiai menjelaskan arti pentingnya sahabat. Pesannya, jika teman itu menjauhkan Anda dari akhirat, pergilah! 

Di tengah sorotan pada pesantren, saya mengingat kembali tulisan di Jawa Pos bertajuk "Ayo (Jangan) Mondok!". Dulu, kami belajar sebagai bekal untuk menyiapkan alat membaca teks sekaligus budi pekerti. Bila kami mengangkat batu di pagi hari, itu bukan kuli. Ia tidak mengganggu kegiatan mengaji dan belajar kami. Dengan bergiat fisik, kami kuat dan tidak mengantuk di sekolah. 

Betapa pun kini mengusung cara berpikir tradisional, kami belajar apa itu modal (tadi kiai menjelaskan ra's al-mal), yang tentu berbeda dengan konsep Das Capital Marxisme. Namun, saya pikir kami peduli dengan orang miskin. 

Pondok tempat kami berkhidmat lahir dari kehendak bersama untuk mengangkat derajat ilmu, akhlak, dan ekonomi. Pendiri Nurul Jadid dulu membawa tembakau ke Paiton untuk mengajak warga bertani. Kini, kami telah bergerak di banyak bidang usaha, yang tujuannya sama, bahwa materialisme itu dipahami, tetapi kami tidak berhenti di benda sebagai benda itu sendiri, sebab hal spiritual, khususnya mengurus hati, adalah pekerjaan paling berat dalam hidup. 

Oh ya, kala status ini ditulis, lagu Guns n Roses Live and Die mengalun. Grup musik ini saya kenal kala mondok di Annuqayah dulu dari Hefni yang kini bertemu kembali setelah menua dan bergiat di khatmil Qur'an.

Dimas Al-Jawad

Hidup ini tak bisa dipastikan kejadiannya. Orang pertama yang membeli buku adalah mahasiswa KPI, Dimas Al Jawad. Ia datang bersama kawannya kala saya mau pulang sore itu. Mahasiswa asal Bali akan wisuda pada bulan November yang akan datang.

Saya adalah penguji skripsinya, yang mengulas Muhibbushshalawat. Sebagai sarana dakwah, lagu kumpulan ini layak diteliti lebih jauh, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 

Saya sering menikmatinya sambil menunggu acara dimulai. Ternyata datang tepat waktu itu berkah. Biasanya panitia kegiatan akan memutar nomor-nomor kumpulan nasyid pondok pesantren Nurul Jadid ini. 

Thursday, October 09, 2025

Berislam dengan Cinta

Karya ini lahir dari sumber berwibawa dalam tradisi turats. Dari Mesir, Maroko, hingga Lenteng Sumenep, sumber-sumber didapat untuk menampilkan arti. Rujukan tidak hanya berupa kitab tetapi juga refleksi kritis.

Prof Aksin selalu menegaskan bahwa teks bukan sekadar kebenaran, tetapi juga kebermaknaan dalam beberapa pertemuan ilmiah. Sarjana tangguh ini mempunyai kredibilitas untuk mengulik tema cinta di tengah agama kadang hadir dalam bentuknya yang muram, ungkapan amarah dan sumpah serapah.
Karya terbitan Penerbit DIVA Press perlu dibaca sebagai ikhtiar memperluas cakrawala. Kekerasan fisik dan simbolik yang diatasnamakan ajaran Tuhan segera diakhiri karena agama datang untuk menghentikannya.

Monday, October 06, 2025

Menggugat PPP

 

PPP jelas lebih "demokratis" daripada PDIP, karena partai ini memberikan ruang pada pemilihan ketua umum, meskipun akhirnya para tokohnya memilih aklamasi. Apa bedanya dengan Banteng? Jelas, keadaan centang-perenang ini menunjukkan elite partai tidak matang, kekanak-kanakkan. Elok, logo partai diganti dengan gambar batu.

Kata Amir, PPP ini partai miskin. Rp10 miliar terlalu besar untuk disia-siakan bila "deadlock". Padahal, Mardiono dan Suparmanto memiliki banyak duit, dan bahkan dulu Sandiago Uno digadang-gadang untuk menduduki posisi penting, tetapi ternyata mantan wakil gubernur DKI ini tidak menggelontorkan duit sehingga partai berlambang ka'bah terpental dari Senayan.
Kini, apakah ishlah mungkin? Romi rasional. Bila Mardiono gagal mengantar PPP ke gedung wakil rayat, alasan apa yang bisa dijadikan pijakan untuk kembali mendukungnya? Bagi saya, politik itu seni. Selesaikan dengan saksama atau kadernya hengkang!

Sunday, October 05, 2025

Keikhlasan adalah Kunci

Ungkapan "ومن لا يصفى قلبه لا تصح طاعته" secara harfiah berarti: "Barang siapa yang hatinya tidak bersih, maka ketaatannya tidak sah."

Maksud dari ungkapan di atas adalah hati yang bersih (صفى) merupakan prasyarat untuk ibadah atau ketaatan yang benar. Ibadah yang dilakukan dengan hati (قلب) yang dipenuhi kebencian, iri, atau niat yang tidak tulus (رياء atau سمعة) tidak akan diterima oleh Allah.

Keikhlasan (إخلاص) adalah inti dari setiap amal ibadah. Jika hati seseorang tidak bersih dari penyakit-penyakit hati, seperti sombong atau munafik, maka amal ketaatan yang dilakukannya tidak memiliki nilai di sisi Allah.

Ungkapan ini juga mengingatkan pentingnya penyucian jiwa (تزكية النفس), agar setiap amal yang dilakukan berasal dari niat yang tulus dan ikhlas semata-mata untuk Allah.

Ungkapan ini sering dikaitkan dengan prinsip dalam tasawuf atau etika Islam yang menekankan pentingnya kebersihan hati dalam beribadah. Pada hari Sabtu dan Ahad kemarin, Kiai Imdad juga membahas ikhlas yang diulas oleh Ghazali dalam Minhajul 'Abidin.

Dalam religi Tokugawa, pemuka agama mereka menjadikan menyapu halaman sebagai ritual. Setiap mengayunkan sapu, mereka sekaligus membersihkan hatinya dari hasad, iri, dan dengki.
 

Saturday, October 04, 2025

Sementelah



Terminal itu tempat berhenti setelah penempuhan. Namun, setiap individu akan melanjutkan perjalanan untuk berbagi cerita tentang isi pada khalayak. Pada waktuk yang sama, saya tidak mau mati karena kehadiran pembaca. Seperti pejalan, ia akan mereguk udara yang bebas tanpa batas dan bertemu banyak orang untuk kembali memeriksa kata.
Buku Falsafah Harian ini adalah undangan untuk berhenti sejenak, merenung, dan menemukan makna dalam keseharian. Saya berharap Anda dapat menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya, sesuatu yang dapat menginspirasi hidup yang lebih tenang, sadar, dan penuh makna. Ia lahir dari percakapan dalam keluarga bersama istri, anak, dan tetangga. Cetusannya juga dipantik dari perbincangan dengan rekan di kampus, mahasiwa di kantin, dan warga di teras masjid.
Karya yang diterbitkan oleh Penerbit Sonar tersebut adalah mozaik dari banyak kepingan dari hidup yang acak, yang Anda juga alami dan kita dapat menyusunnya agar ia berada dalam bingkai dan tidak jatuh berantakan. Andai jendela, ia indah dan dari sini kita bisa melihat


 

Friday, October 03, 2025

Kemenangan

Guru sekolah memberi Zumi hamper karena keikutsertaannya dalam sebuah lomba. Kalaupun nanti tidak masuk putaran betikutnya, ia telah memenangkan dirinya dari paksaan luar. Kekalahan adalah kemenangan lain bila kita tahu menempatkannya dalam kehidupan. 

Ia dan kakaknya tetap makan di warung cepat saji sebab merayakan kebersamaan itulah keselamatan dari kekalahan. Kalau semua menang, hidup akan macet. Nah, pengalaman menikmati ayam goreng tentu mengulang kebiasaan mereka dulu di Kedah, karena warungnya sepelemparan batu dari rumah, Taman Siswa. 

Kini, kami tak lagi mudah membeli makanan olahan Kolonel Sanders, apalagi kami memutuskan untuk tidak lagi mengunyahnya karena alasan ideologis.  


Lokasi: SD Katholik Santo Pius, Kraksaan.

 

Dekolonisasi Pengetahuan

Sebenarnya Barat telah mengkritik dirinya. Taksonomi Bloom yang dijadikan rujukan dalam OBE tak luput dari sergahan sarjana Barat sendiri. Jared Diamond pun menguliti WEIRDnya Sigmund Freud. Pendek kata, mereka bertengkar untuk menemukan kebenaran.

Apa hubungannya dengan kita di sini? Dalam rekam jejak kepenulisan, saya acapkali mencomot banyak sumber, dari Barat, Timur, dan kearifan lokal Madura dan Jawa. Namun, sejarah pengetahuan saya adalah "template" dari teori-teori sosial dan linguistik Barat.

Mari lihat, badha toles, tolos. Ada "tulisan", jadi. Artinya, takdir itu telah ditentukan oleh Tuhan. Apakah genealogi ini sepenuhnya menggambarkan perdebatan freewill dan predeterminisme Ilmu Kalam dan teologi Barat? Apakah dengan pergeseran kata itu mengandaikan peralihan kode yang dengan sendirinya mengandaikan pandangan dunia yang berbeda?
 

Thursday, October 02, 2025

Proses dan Hasil

Apa yang menyenangkan dari buku yang kita hasilkan? Proses. Saya begitu menikmati kala memastikan daftar pustaka itu telah dibuat dengan saksama, semisal film Notebook itu dibuat dan disutradarai oleh siapa? Lagu Hitam Rhoma Irama itu menjadi soundtrack film apa? 

Rita Sugiarto membawakan lagu di atas dengan iringan musik yang masih sederhana, sebelum Bang Haji memasukkan banyak elemen instrumen untuk karya selanjutnya. Tetapi, lagi-lagi, dalam filsafat, makna itu tidak cukup, sebab ada signifikasi, yang membuat lagu ini justru menghadirkan masa kecil dengan keriangannya. Apakan tidak? Setiap nyanyian ini didendangkan, tetiba Parebaan, sore, bola, madrasah, sungai, bedug masjid menyerbu kepala tanpa ampun, seketika ada detikan kebahagiaan yang disebut Maslow sebagai pengalaman puncak. 


Oh ya, mengapa hitam itu manis senyumnya? Mengapa warna ini dikritik oleh Muhammad Ali, karena diidentikkan dengan hal-hal buruk, seperti dunia hitam, dan putih baik, seperti gedung putih, padahal dalam kegelapan saya sering hadir secara utuh. Dalam terang, banyak orang sering bersolek agar molek. Kala hitam itu gelap ia telah berkorban agar putih hadir.

 

Surat Kabar dan Diri


Apa salahnya membaca koran bertanggal 13 Desember 2021? Koran memberitahukan kejadian yang bukan sehari-hari, tetapi tragedi, peristiwa besar, dan hiburan. 

Keseharian hakikatnya adalah setiap detik dari kehidupan yang autentik, di mana kejadian rutin kita yang biasa tak akan dimuat di media arusutama.

Beruntung media sosial memberi ruang pada warga untuk memberitakan apa yang dilalui, seperti hadir kawinan anak tetangga, membaca buku Filsafat Kebosanan, atau ngobrol dengan petani yang sedang menyabit rumput. Kita adalah setiap saat di tempat kita berada dengan apa adanya. Ini tidak perlu diceritakan pada semua orang karena memang kosong. 

Pangkalan Rahasia


 Brewok


Kami makan siang di warung ayam goreng lokal. Segelas es jeruk segar membasahi tekak. 

A secret base? Ternyata itu ruang sempit di belakang rumah yang dijadikan markas Zumi dgn Akmal dan Kiki untuk bertempat, jauh dari perhatian khalayak. 

Base itu pangkalan. Setiap orang memiliki rasa nyamannya masing-masing.

Warisan

Biyya dan teman-temannya meminjam novel di perpustakaan sekolah. Tokoh utama dari kisah ini adalah seorang perempuan yang kuat dan mandiri.

Alur, dialog, dan konflik sebenarnya adalah wajah kehidupan kita pada umumnya. Dari sini, percakapan bisa lahir di ruang tamu, dapur, dan kamar tidur.

Namun, pelan tapi pasti, mereka perlu ruang pribadi. Orang tua tahu diri. Lihat, gambar ini ingatkan saya pada Zumi, yang suka Paw Patrol. Kini, anak-anak tidak lagi risih dengan binatang ini karena pendedahan pada prilakunya didapat dari apa yang keduanya tonton. 

Menikmati Proses

Apa yang menyenangkan dari buku yang kita hasilkan? Proses. Saya begitu menikmati kala memastikan daftar pustaka itu telah dibuat dengan saksama, semisal film Notebook itu dibuat dan disutradarai oleh siapa? Lagu Hitam Rhoma Irama itu menjadi soundtrack film apa?
Rita Sugiarto membawakan lagu di atas dengan iringan musik yang masih sederhana, sebelum Bang Haji memasukkan banyak elemen instrumen untuk karya selanjutnya. Tetapi, lagi-lagi, dalam filsafat, makna itu tidak cukup, sebab ada signifikasi, yang membuat lagu ini justru menghadirkan masa kecil dengan keriangannya. Apakan tidak? Setiap nyanyian ini didendangkan, tetiba Parebaan, sore, bola, madrasah, sungai, bedug masjid menyerbu kepala tanpa ampun, seketika ada detikan kebahagiaan yang disebut Maslow sebagai pengalaman puncak.
Oh ya, mengapa hitam itu manis senyumnya? Mengapa warna ini dikritik oleh Muhammad Ali, karena diidentikkan dengan hal-hal buruk, seperti dunia hitam, dan putih baik, seperti gedung putih, padahal dalam kegelapan saya sering hadir secara utuh. Dalam terang, banyak orang sering bersolek agar molek. Kala hitam itu gelap ia telah berkorban agar putih hadir.

 

Barat dan Pesantren

Sejak kecil, saya belajar di surau, madrasah, sekolah dasar, dan kampung tempat kami tinggal. Sebenarnya saya menjalaninya apa yang diajarka...